REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada momen menggelitik sekaligus mengharukan ketika Menteri BUMN, Erick Thohir berkunjung ke Jatiwangi Art Factory (JAF) Majalengka, dua pekan lalu. Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini berbicara di depan para pegiat seni dan pendukungnya sekira pukul 11.00 WIB.
Karena kebetulan hari itu adalah Jumat dan jam menunjukkan hampir setengah 12, maka Erick pun meminta acara dihentikan terlebih dahulu dan mengajak semua peserta Jum’atan terlebih dahulu. Erick memilih shalat Jum’at di masjid terdekat agar bisa kembali melanjutkan acara di JAF.
“Sudah hampir jam setengah 12, di sini ada masjid kan yah. Kita hentikan dulu acaranya, kita shalat Jum’at. Nanti kita bisa lanjutkan acara setelah shalat Jum’at,” ujar Erick, mengingatkan peserta dan panitia yang masih antusias melanjutkan acara.
Di balik penampilan parlentenya, Erick Thohir ternyata pemeluk Islam yang taat. Ini tak lain merupakan hasil didikan Sang Ayah, Haji Mohammad Teddy Thohir. Putra Abdul Halik yang asli Gunung Sugih, Lampung.
Bekal pendidikan Islam yang diperolehnya dari Sang Ayah, kemudian menjadi salah satu inspirasinya dalam menjalani hidup. Membuatnya sangat dekat dengan Masjid.
Soal ini, ada juga kejadian menarik di Mei 2021 lalu. Kala itu, Erick membuat unggahan di akun instagramnya tentang Masjid At-Thohir yang baru ia bangun di Los Angeles, Amerika Serikat.
Namun tak banyak yang tahu, jika sebetulnya masjid itu ia urus dan bantu bangun. Hingga akhirnya, teman dekatnya Sandi Uno dan beberapa netizen berkomentar. Menurut Sandi, Erick merupakan ‘marbot’ masjid. Ia mengurus segala keperluan agar umat Islam di Los Angeles memiliki masjid.
Selain dikenal sebagai muslim yang taat, Erick Thohir juga merupakan sosok yang moderat. Ini terbukti ketika ia menempuh pendidikan di Amerika dan menjalankan usaha di Italia yang mayoritas non-muslim.
Bekal agama yang dia miliki dari orangtua dan kakeknya, membuat Erick menjadi muslim yang taat namun moderat, tidak anti perbedaan. Baik di Amerika Serikat maupun di Italia, Erick justru merasa tertantang untuk menampilkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam melalui kesuksesan karirnya sebagai pengusaha.
Fahmi Syahirul Alim adalah Deputi Program International Centre For Islam and Pluralism (ICIP). Dia mengatakan setuju dengan pandangan bahwa Erick Thohir seorang muslim yang taat.
‘Saya setuju, bahwa Pak Erick Thohir adalah muslim yang taat. Salah satu tandanya, beliau saat mendengar adzan lanngsung ingat shalat,” ujar alumnus UIN Syahid Jakarta ini.
Alasan kedua, ungkap Fahmi, Erick Thohir selalu terlihat antusias dengan wacana keislaman dan keumatan dalam berbangsa. Menurut Fahmi, Erick Thohir juga peduli pada kemiskinan atau kaum dhuafa’.
“Ini terbukti dengan program-program yang digulirkan Pak Erick seperti Mekaar, Pijar, dan Warung Pangan. Program-program ini menunjukkan keberpihakannya pada masyarakat bawah,” ungkap Fahmi.
Terobosan paling penting yang dilakukan Erick Thohir, kata Fahmi adalah Transformasi BUMN yang dilakukannya dengan mengusung tema ‘AKHLAK’. Bagi Fahmi, ini menunjukkan karakter dan paham keislaman yang diyakininya.
Meski begitu perlu diingat, kata Fahmi, selain taat Erick Thohir juga merupakan sosok yang moderat. Ini yang penting, kata dia. Karena bangsa ini membutuhkan sosok yang tidak saja taat pada agamanya, namun juga moderat dalam menjalankannya.
“Akhlak adalah salah satu pondasi penting dalam berIslam. Yang perlu dijadikan pertimbangan penting ketika menjalankan segala tuntunan dan kehidupan berbangsa ,” ujarnya.
Pandangan moderat dan paham kebangsaan tentu sangat penting bahkan merupakan pondasi dalam dalam membangun suatu bangsa yang majemuk. Tanpa pandangan moderat dan paham kebangsaan tentu kita tidak akan bersatu menjadi bangsa Indonesia.
“Pandangan moderat bisa didapatkan dari pikiran yang terbuka, pergaulan yang luas, menghargai perbedaan dan tentu mendalami agama dengan baik dan tidak fanatik terhadap satu figur atau satu pandangan keagamaan saja (takdlid),” kata Fahmi.
Erick Thohir adalah sosok kosmopolitan, ia pernah belajar di luar negeri dan berbisnis hingga Benua Eropa (Italia). Erick Thohir tentu harus bergaul dengan siapa saja namun tetap teguh dalam menjalankan perintah agama.