Rabu 25 May 2022 03:50 WIB

KSP Simbiosa Siap Sokong UMKM Naik Kelas Lebih Tinggi

KSP Simbiosa Multibisnis berencana fokus ke UMKM dan kelas Middle Up

Ketua Pengawas KSP Simbiosa Multibisnis Indonesia Heru Prasetiyo. KSP Simbiosa Multibisnis berencana fokus ke UMKM dan kelas Middle Up
Foto: istimewa
Ketua Pengawas KSP Simbiosa Multibisnis Indonesia Heru Prasetiyo. KSP Simbiosa Multibisnis berencana fokus ke UMKM dan kelas Middle Up

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) jumlah Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) di Indonesia mencapai 65 juta pada 2021. Pemerintah memprediksi akan terus meningkat seiring perkembangan teknologi dan sumber daya manusia Indonesia. 

Permasalahan pelaku UMKM di Indonesia masih sangat banyak. Salah satunya terkait akses pembiayaan dan permodalan untuk menjalankan usaha. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Simbiosa Multibisnis Indonesia hadir  menjawab permasalahan yang dihadapi UMKM.  

KSP Simbiosa Multibisnis Indonesia melihat fenomena banyaknya pelaku UMKM yang memiliki kendala dalam kekurangan modal kerja serta ilmu untuk mengembangkan usahanya. Hal ini menghambat para UMKM untuk dapat terus berinovatif.

“Kami ingin coba masuk dan membantu segmen UMKM dan mengarah ke middle up,” ujar Ketua Pengawas KSP Simbiosa Multibisnis Indonesia Heru Prasetiyo melalui siaran pers resmi kepada media. 

Saat ini KSP Simbiosa Multibisnis Indonesia sudah memiliki kantor cabang di beberapa daerah seperti Subang dan Bali. Rencana ekspansi ke depannya koperasi kredit ini akan hadir di semua provinsi untuk membantu menyalurkan pembiayaan ke UMKM. 

“Kami ingin para pelaku UMKM dan masyarakat, khususnya di Jakarta Pusat, melihat kami. Kami akan expand ke seluruh provinsi. Kami juga ingin memberikan kontribusi secara maksimal kepada para pelaku UMKM,” kata Heru. 

Peningkatan Kapasitas UMKM 

KSP Simbiosa Multibisnis Indonesia tak sekadar memberikan pembiayaan kepada UMKM di Indonesia. Rencananya para pelaku usaha akan mendapat pembekalan ilmu seperti pencatatan keuangan agar lebih tertata rapi dan penggunaan dana lebih terakomodasi. 

Dalam peningkatan kapasitas UMKM, KSP akan menggandeng pemerintah dalam memberikan program pelatihan. Sehingga para pengusaha yang tergabung mempunyai bekal untuk bisa mengembangkan usahanya ke depan. 

“Bergabung dengan KSP, kita dapat memberikan nilai lebih kepada anggota atau nasabah dengan mengedukasi mereka melalui pembekalan ilmu seperti pencatatan keuangan dan program pelatihan lainnya,” ujar Heru.  

Untuk tahap awal, KSP Simbiosa Multibisnis Indonesia mempunyai target pembiayaan Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar per bulan. Pelayanan jasa keuangan yang dihadirkan terdiri dalam dua garis besar produk, yaitu tabungan dan simpanan berjangka serta pinjaman. 

Untuk produk tabungan, KSP Simbiosa Multibisnis Indonesia memiliki produk tabungan simbiosa, tabungan simbiosa platinum, dan tabungan simbiosa prioritas. Produk simpanan berjangka yang mereka miliki adalah Simpanan Berjangka Platinum, Simpanan Berjangka Titanium, serta Simpanan Berjangka Prioritas. Dengan setoran awal simpanan mulai dari Rp50.000,- sudah cukup menjadi salah satu syarat anggota KSP SMI.

KSP Simbiosa Multibisnis Indonesia juga menghadirkan aneka produk pinjaman, yaitu Kredit Usaha dan Niaga Calon Individu (KUNCI), Pinjaman Simbiosa Sigap (JaSa Sigap), dan JaSa Fleksi (Pinjaman Simbiosa Fleksibel). KUNCI adalah pinjaman yang ditujukan kepada pelaku UMKM, termasuk pinjaman mikro yang digunakan untuk modal usaha dengan jangka waktu minimal satu tahun hingga maksimal lima tahun. 

“Dengan produk yang kita berikan, anggota atau nasabah tidak hanya menikmati produk namun anggota atau nasabah mendapatkan beberapa program pelatihan salah satunya pencatatan keuangan. Itu yang membedakan kita dengan koperasi lainnya sehingga anggota atau nasabah mendapatkan keuntungan dari kita,” kata Heru. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement