REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dewasa kini banyak orang berilmu namun tidak mempraktikan atau mengamalkan ilmu yang dimilikinya untuk kemaslahatan sosial. Bahkan dalam menjalani hidup pun tidak lagi mempedulikan akhlak. Orang berlomba pada pemenuhan tuntutan tubuh yang bersifat matetrialistik, hedonistik dan konsumeristik.
Menurut Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad, bunyi hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang manusia yang beriman pagi hari dan menjadi kafir sore hari, atau beriman sore hari dan kafir pagi harinya juga sangat relevan dengan kondisi saat ini.
"Saya rasa hadits itu terasanya sekarang. Orang rela menjual agamanya demi jabatan. Malam spiritualnya tinggi, siangnya melakukan perbuatan dilarang agama,” kata dia sebagaimana dikutip Harian Republika, dari kajian virtual Majelis Tabligh PP Muhammadiyah beberapa waktu lalu.
Dia menyebut, perilaku tata krama adab dan kesopanan perilaku etika bangsa menampilkan tabiat yang kurang baik. Perilaku politik tanpa prinsip, ekonomi tanpa etika, pendidikan tanpa karakter, hukum tanpa nurani, beragama tanpa cinta kasih sehingga menimbulkan permusuhan.
“Tak menghormati anak yatim, tak memberi yang miskin, mencintai dunia luar biasa," kata Prof Dadang yang juga guru besar sosiologi agama Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung ini.
Allah SWT telah memberikan tuntunan yang tertuang dalam Alquran agar menjadi umat yang dapat melalui zaman dengan baik dan selamat.
Prof Dadang menerangakan Alquran memberikan tuntunan menjadi ummat muslimatan yaini sebuah masyarakat yang berkhidmat, tunduk patuh dan pasrah kepada Allah SWT sebagaimana dalam surat Al Baqarah ayat 128.
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“ Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahapenerima tobat lagi Mahapenyayang."
Pada Al Baqarah ayat 143, Alquran juga menuntun Muslim agar menjadi ummatan washatan yakni masyarakat pertengahan, masyarakat moderat yang memiliki peranan sebagai syuhada alan nas.
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. “
Baca juga: Keutamaan Membaca Surah Al-Kahfi pada Hari Jumat
Pada Al Baqarah ayat 21, Alquran juga membimbing agar menjadi umatan wahidatan yaitu masyarakat yang bertauhid.
Alquran juga memberikan petunjuk sehingga seorang Muslim menjadi khoiru ummah sebaik-baiknya umat yaitu masyarakat yang berorientasi pada nilai-nilai keutamaan dalam proses kemajuannya memungkinkan berjalannya mekanisme amar makruf nahi mungkar serta mendasarkan pada keimanan pada Allah SWT.