REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong berbagai upaya ekstra untuk mengatasi sejumlah tantangan dalam industri perbankan syariah. Salah satunya, meningkatkan porsi market share perbankan syariah ke depan.
Sebab, market share perbankan syariah terhadap perbankan nasional masih kecil saat ini, yaitu sebesar 6,74 persen. "Untuk itu, perlu upaya ekstra dari regulator serta pelaku perbankan syariah untuk meningkatkan porsi market share perbankan syariah ke depan," kata Wapres saat menghadiri acara Silaturahmi Asosiasi Bank Syariah Indonesia secara daring, Rabu (25/5/2022).
Wapres mengatakan, kecilnya market tersebut menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan industri perbankan syariah. Meskipun, kinerja perbankan syariah tahun 2021 tetap tumbuh positif di tengah pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Wapres juga menilai perlunya berbagai inovasi digital dalam model bisnis keuangan perbankan syariah. Langkah ini untuk menyesuaikan kebutuhan nasabah yang semakin digital.
"Industri perbankan syariah harus mampu mengambil langkah adaptif untuk memenuhi ekspektasi nasabah akan layanan produk yang cepat, mudah, murah, dan aman," ujar Wapres.
Wapres menambahkan, perbankan syariah juga perlu menyiapkan strategi dan aksi korporasi untuk kepentingan spin off atau pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS). Kewajiban off akan dilakukan dengan tenggat waktu tahun 2023.
"Bagi UUS yang sekarang telah siap, harus terus didorong dan dibantu dalam melakukan spin off, demikian pula bagi induk UUS yang ingin melakukan konversi penuh menjadi bank syariah," ujarnya.
Selanjutnya, Wapres mendorong keberpihakan bank syariah terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). UMKM kata Kiai Ma'ruf, harus mendapatkan porsi yang memadai sesuai dengan ketentuan prinsip ekonomi syariah.
Ia mengatakan, dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, industri perbankan syariah dituntut untuk terus melakukan transformasi, utamanya dalam hal penguatan model bisnis, peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, optimalisasi pemanfaatan teknologi, serta percepatan pertumbuhan literasi dan inklusi keuangan syariah.
"Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan akan terwujud akselerasi perbankan syariah bagi peningkatan ekonomi nasional," ujarnya.