REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengidap diabetes sebaiknya tak melewatkan pemeriksaan mata agar dokter dapat memeriksa tanda-tanda kerusakan akibat kadar gula darah yang berlebihan. Direktur Layanan Klinis Specsavers, Giles Edmonds, memperingatkan adanya risiko retinopati diabetik.
"Pada tahap awal, retinopati diabetik biasanya tidak menimbulkan gejala yang nyata, tetapi tes mata bisa mendeteksinya," ungkap Edmonds, dilansir laman Express, Rabu (25/5/2022).
Diabetesi perlu mengelola kadar gula darahnya untuk mencegah kehilangan penglihatan. Edmonds memperingatkan pengidap diabetes untuk mewaspadai eye floaters yang muncul terus-menerus.
Eye floaters ini akan tampak sebagai bintik-bintik yang melayang-layang. Floaters biasanya terlihat seperti bayangan hitam atau abu-abu atau seperti sarang laba-laba, yang melayang ketika menggerakkan mata.
"Kebanyakan orang akan mengalami floaters dalam penglihatan mereka di beberapa titik dalam hidupnya," jelas Edmonds.
Hal itu biasanya muncul saat seseorang mencapai usia yang lebih tua, karena zat seperti jeli di mata akan menjadi lebih cair. Namun, jika melihat eye floaters lebih dari biasanya atau tiba-tiba muncul gejala baru, maka Anda perlu memeriksakannya ke dokter.
Hal ini juga berlaku jika ada kilatan cahaya di mata atau kegelapan di sisi penglihatan. Dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi gejala retinopati diabetik.
Tanda peringatan lain yang mungkin terkait retinopati diabetik adalah penglihatan kabur. Tingkat gula darah tinggi merusak pembuluh darah kecil di mata yang merasakan cahaya hingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.
"Penglihatan kabur juga bisa menjadi gejala diabetes yang bisa hilang ketika gula darah mulai turun dan setelah memulai pengobatan begitu mendapat diagnosis," papar Edmonds.