REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sepanjang Januari-April 2022 mencapai 282 kasus dan empat di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
"Kami minta warga agar waspada penyebaran DBD sehubungan curah hujan di daerah ini cenderung meningkat, " kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Rabu (25/5/2022).
Penyebaran DBD tahun 2022 pada bulan yang sama dengan tahun 2021 terjadi peningkatan kasus dari sebelumnya puluhan orang, namun kini menjadi 282 kasus. Peningkatan kasus DBD karena tahun ini dipastikan siklus lima tahunan. Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan gerakan menguras, menutup, dan mengubur (3M) untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Selama ini, ujarnya, pencegahan kasus DBD lebih efektif dan biaya murah melalui gerakan 3M dan PSN. Sebab, ujar dia, gerakan itu bisa mematikan jentik-jentik nyamuk, sedangkan penyemprotan pogging hanya mematikan nyamuk dewasa.
"Semua penderita pasien DBD itu bisa ditangani tenaga medis di puskesmas dan RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, sehingga tidak menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB)," kata kata dokter Firman.
Menurut dia, dari 282 kasus DBD di Kabupaten Lebak tersebar di 23 puskesmas kecamatan yang dinyatakan endemis, antara lain Kecamatan Rangkasbitung tercatat 115 kasus dan empat dilaporkan meninggal.Kecamatan Cibadak 40 kasus, Kalanganyar 24 kasus, Cibeber 8 kasus, Cimarga 9 kasus, Warunggunung 12 kasus, Sajira 8 kasus, Maja 14 kasus, Curugbitung 6 kasus, Cileles 5 kasus, Cipanas 10 kasus dan Sobang 4 kasus.
Begitu juga Kecamatan Cikulur 2 kasus , Bojongmanik 1 kasus, Bayah 3 kasus, Leuwidamar 3 kasus, Malingping 6 kasus, Wanasalam 3 kasus, Cihara 1 kasus, Cisimeut 1 kasus, Gunungkencana 3 kasus, Lebakgedong 1 kasus dan Panggarangan 1 kasus. Kebanyakan mereka yang terserang DBD warga yang tinggal di permukiman padat penduduk.
"Kami tidak henti-hentinya menyosialisasikan pencegahan penyakit DBD itu, " kata Firman.
Ia mengatakan, selama ini curah hujan di Kabupaten Lebak cenderung meningkat dan berpotensi berkembangbiaknya nyamuk aedes aegefty melalui genangan juga tempat barang bekas, bak mandi, kolam ikan, dan lainnya. Kondisi itu tentu membuat populasi nyamuk DBD berkembang, karena berada di air bersih dan tidak menyentuh tanah.
"Biasanya,populasi nyamuk DBD itu berkembang pada genangan air bersih," ujarnya menjelaskan.
Sementara itu, Irma (30) warga Kelurahan Rangkasbitung Barat Kabupaten Lebak mengaku anaknya yang berusia setahun kini sembuh dari penyakit DBD setelah dirawat satu minggu di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung.
"Kami merasa senang setelah anaknya itu sembuh dari DBD, " kata Irma.