REPUBLIKA.CO.ID, UVALDE – Korban tewas dalam penembakan di sekolah dasar Texas bertambah menjadi 21 orang, terdiri atas 19 anak-anak dan dua guru. Teror penembakan ini yang dilakukan oleh seorang remaja berusia 18 tahun hanya berselang seminggu dari penembak lain yang membunuh 10 orang di sebuah supermarket di Buffalo, New York.
Pria bersenjata itu diidentifikasi bernama Salvador Ramos. Pelaku dilaporkan telah ditembak mati oleh petugas polisi di tempat kejadian setelah sebelumnya terjadi baku tembak.
Salah satu korban penembakan diketahui guru kelas empat bernama Eva Mireles. Insiden mematikan ini tak ayal membuat keluarga korban berduka. Bibi mendiang Mireles bahkan sangat marah atas insiden ini.
“Anak-anak ini tidak bersalah. Senapan seharusnya tidak mudah tersedia untuk semua orang,” kata dia seperti dilansir dari Independent, Rabu (25/5/2022).
Tiga anak yang tewas dalam serangan itu bernama Uziyah Garcia yang berusia delapan tahun, Xavier Javier Lopez yang berusia 10 tahun dan Jose Flores yang berusia 10 tahun.
Setelah serangan itu, Joe Biden mendesak Kongres bertindak merespon teror ini. Ia juga meminta warga Amerika memberikan tekanan pada anggota kongres agar mau meloloskan undang-undang senjata.
“Kapan atas nama Tuhan kita berdiri di lobi senjata? Mengapa kita rela hidup dengan pembantaian ini?” kata dia di Gedung Putih.
Penembak Ramos juga dilaporkan menembak sang nenek di rumahnya sebelum merusak mobilnya di luar Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas. Dia kemudian berlari ke sekolah dan mulai menembak, menurut seorang senator negara bagian Texas Roland Gutierrez.