Kamis 26 May 2022 06:05 WIB

Rusia Luncurkan Serangan Baru di Ukraina Timur, 6 Warga Sipil Terbunuh

Pasukan Rusia melancarkan serangan ke kota-kota di Ukraina Timur

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Prajurit Ukraina bersiap untuk menembakkan mortir ke posisi Rusia di wilayah Kharkiv timur, Ukraina, Selasa, 17 Mei 2022.
Foto: AP/Bernat Armangue
Prajurit Ukraina bersiap untuk menembakkan mortir ke posisi Rusia di wilayah Kharkiv timur, Ukraina, Selasa, 17 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Pasukan Rusia melancarkan serangan ke kota-kota di Ukraina Timur pada Rabu (25/5/2022). Mereka menggempur dengan bom mortir secara terus menerus, menyebabkan beberapa rumah rusak dan membunuh warga sipil.

Setelah gagal merebut Kiev atau kota kedua Ukraina, Kharkiv, pasukan Moskow terus bergerak maju ke dua provinsi Donbas yang diklaim separatis, Donetsk dan Luhansk, dan menjebak pasukan Ukraina di sisi timur utama.

Di bagian paling timur kantong Donbas yang dikuasai Ukraina, kota Sievierodonetsk dan kota kembarannya Lysychansk, telah menjadi medan perang yang penting. Pasukan Rusia maju dari tiga arah untuk mengepung mereka.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan Rusia melancarkan serangan ke Sievierodonetsk pada Rabu pagi dan kota itu terus-menerus diserang mortir. Gubernur regional Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan enam warga sipil tewas dan sedikitnya delapan terluka, sebagian besar di dekat tempat perlindungan bom, di Sievierodonetsk.

"Saat ini, dengan dukungan artileri, penjajah Rusia menyerang Sievierodonetsk," kata Gaidai seperti dilansir dari Reuters, Rabu (25/5/2022).

Militer Ukraina mengatakan telah menangkis sembilan serangan Rusia pada hari Selasa di Donbas di mana pasukan Moskow telah menewaskan sedikitnya 14 warga sipil, menggunakan pesawat, peluncur roket, artileri, tank, mortir dan rudal.

Di kota Sloviansk di sebelah barat Donbas, banyak penduduk memilih untuk mengungsi dari kampung halamannya tersebut. "Rumah saya dibom, saya tidak punya apa-apa," kata Vera Safronova, saat diwawancarai di kereta yang mengangkut para pengungsi.

Di sisi lain, aksi blokade Rusia di laut hitam dan sanksi yang diterapkan Barat terhadap Rusia tampaknya memberikan efek yang signifikan pada negara pimpinan Putin tersebut. Rusia, yang menyalahkan Ukraina dan Barat atas krisis pangan, mengatakan siap untuk menyediakan koridor kemanusiaan bagi kapal yang membawa makanan untuk meninggalkan Ukraina tetapi mereka mendesak sanksi Barat dicabut sebagai imbalannya.

Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia, dan bisa mendorong Moskow lebih dekat ke ambang default. Pemerintahan Biden mempertimbangkan untuk memblokir kemampuan Rusia membayar pemegang obligasi AS dengan mengizinkan pengabaian utama berakhir minggu depan.

Namun tidak seperti kebanyakan situasi default, Moskow tidak kekurangan uang. Iuran pembayaran utang Rusia tidak seberapa dibandingkan dengan pendapatan minyak dan gasnya, yang mencapai 28 miliar dolar AS pada bulan April berkat harga energi yang tinggi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement