REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rusia mengaku siap menyediakan koridor kemanusiaan untuk jalur kapal-kapal Ukraina yang membawa produk pangan seperti gandum di laut hitam. Namun, koridor itu harus dibayar dengan syarat pencabutan beberapa sanksi.
Hal itu diungkap Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko. Pelabuhan Laut Hitam Ukraina telah diblokir sejak Rusia mengirim ribuan tentara ke Ukraina pada 24 Februari dan lebih dari 20 juta ton biji-bijian terjebak dalam silo di negara itu.
Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global dan kurangnya ekspor biji-bijian yang signifikan dari pelabuhan Ukraina berkontribusi pada krisis pangan global yang berkembang. Ukraina juga merupakan pengekspor utama minyak jagung dan bunga matahari.
Pihak Barat telah mendiskusikan gagasan untuk mendirikan koridor aman untuk ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina, menambahkan bahwa koridor semacam itu memerlukan persetujuan Rusia.
“Kami telah berulang kali menyatakan pada titik ini bahwa solusi untuk masalah pangan memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk pencabutan sanksi yang telah dikenakan pada ekspor Rusia dan transaksi keuangan,” kata Rudenko seperti dilansir dari Reuters, Rabu (25/5/2022).
“Dan itu juga membutuhkan penghapusan ranjau oleh pihak Ukraina di semua pelabuhan tempat kapal berlabuh. Rusia siap menyediakan jalur kemanusiaan yang diperlukan, yang dilakukannya setiap hari,” tambah dia.
Menurut Rudenko, Rusia telah berhubungan dengan PBB mengenai masalah ini. Rusia dan Ukraina saling tuduh menanam ranjau di Laut Hitam.
Rudenko juga mengatakan bahwa kemungkinan pengawalan oleh kapal-kapal Barat dari kapal-kapal Ukraina yang membawa gandum akan sangat memperburuk situasi di Laut Hitam. Inggris mengatakan pada Selasa, tidak ada rencana untuk mengirim kapal perang Inggris untuk membantu mendapatkan ekspor makanan dari pelabuhan Odessa di Ukraina yang diblokade.
Odessa, di Laut Hitam, adalah pelabuhan laut dalam utama Ukraina. Di perairan dangkal Laut Azov, kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa pelabuhan Mariupol, kota Ukraina yang diambil oleh Rusia, beroperasi secara normal setelah pasukan Rusia selesai memindahkan ranjau dari sana.