Vaksin PMK Ditargetkan Selesai Tiga Bulan
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Tim kesehatan hewan memeriksa mulut ternak sapi sebelum dilakukan vaksinasi di pasar hewan Desa Sibreh, Kecamatan Sibreh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/5/2022). Dinas Pertanian kabupaten Aceh Besar hingga Selasa (11/5) menemukan sebanyak 30 ekor ternak sapi terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di daerah itu, sementara kasus tertinggi PMK ternak sapi terjadi di kabupaten Aceh Tamiang sebanyak 1.767 ekor dalam pengawsasan dan perawatan dan kasus sapi mati sebanyak 16 ekor. | Foto: ANTARA/Ampelsa
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Konsultan tim pakar pembuatan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Prof Suprapto Maat menyebut, pembuatan vaksin membutuhkan waktu tiga bulan seperti target yang diberikan Menteri Pertanian (Mentan). Vaksin tersebut, kata dia, akan diproduksi di Pusat Veterenir dan Farmasi (Pusvetma) Surabaya. Ia mengakui, peralatan dan fasilitas pembuatan vaksin yang belum lengkap masih jadi kendala.
Suprapto menceritakan, dirinya pernah menimba ilmu terkait pembuatan vaksin PMK di Autralia pada 1977. Kemudian dilanjutkan di Inggris pada 1978. Pengalamannya tersebut yang menjadi bekal pengembangan vaksin PMK
"Untuk membuat vaksin PMK butuh perjuangan yang keras. Karena laboraturium yang saya tinggalkan sekarang sudah berantakan, istilahnya sudah gak ada sama sekali," kata dia, Kamis (26/5/2022).
Lantaran laboratorium yang ditinggalkannya sudah berantakan, kata Suprapto, pembuatan vaksin PMK akan memanfaatkan sarana yang ada. Meski demikian, Suprapto meyakini proses pembuatan vaksin yang ditarget selesai tiga bulan, dapat diselesaikan asalkan dengan perjuangan serius.
"Karena Pak Menteri Pertanian sudah mengatakan bahwa 3 bulan sudah vaksin siap, kan begitu di tv, di hadapan DPR. Ya, kami harus berjuang. Jadi, dengan sarana yang ada, dengan alat yang ada kami kerja siang malam kalau perlu," ujar Suprapto.
Rencananya, sistem pembuatan vaksin PMK masih memakai sistem kuno. Yakni seperti sistem pembuatan vaksin PMK pada 40 tahun lalu, ketika Suprapto ikut dalam tim vaksin PMK pada 1980-an. Yaitu membuat vaksin inaktif, vaksin virus yang dimatikan.
"Insya Allah dengan adik-adik di Pusvetma yang masih muda-muda enerjik ini, saya kira bisa memenuhi apa yang dijanjikan Menteri Pertanian. Diharapkan 5 juta dosis vaksin bisa segera dibuat," kata dia.