Kamis 26 May 2022 15:04 WIB

Lebaran, Wisatawan yang ke Pangandaran Meledak Naik 175 Persen

Ledakan pengunjung berimbas pada tingkat okupansi hotel yang mencapai 100 persen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Suasana Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran. Pantai Pangandaran menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Suasana Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran. Pantai Pangandaran menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Setelah ditutup selama dua tahun karena pendemi, pada lebaran 2022 ini wisatawan yang datang ke sejumlah obyek wisata di Jabar selama masa libur lebaran mengalami ledakan cukup signifikan.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar, dari hasil evaluasi pihaknya lonjakan terjadi di sejumlah destinasi meski tidak merata. "Rata-rata 84,7 persen. Karena ada daerah yang sangat tinggi dan rendah. Untuk yang favorit bisa mencapai 175 persen seperti destinasi favorit Pantai Pangandaran dan Kebun Raya Bogor," ujar Benny kepada wartawan belum lama ini.

Baca Juga

Benny mengatakan, untuk destinasi favorit lainnya banyak yang mencapai 100 persen karena mengikuti aturan PPKM dan zonasi. Misalnya, Taman Safari Bogor. "Itu kalau sudah 100 persen selesai karena mengikuti aturan, yang jadi masalah di Pangandaran dan Kebun Raya Bogor," katanya.

Menurutnya ledakan pengunjung berimbas pada tingkat okupansi hotel yang mencapai 100 persen. Dia menunjuk Pangandaran yang dipenuhi pengunjung yang sangat tinggi. "Pangandaran sampai mobil susah bergerak, hari pertama, kedua, ketiga padat," katanya.

Benny mengatakan kepadatan ini membuat upaya penegakan protokol kesehatan di destinasi favorit sulit. Berbeda dengan hotel atau theme park yang lebih tertib.

"Yang sulit ini wisatawan di Jabar selatan, ini padatnya luar biasa seperti di Pantai Santolo, Sayang Heulang Garut, destinasi favorit untuk wisatawan lokal ini agak sulit dikendalikan," katanya.

Namun Benny bersyukur paska lebaran angka Covid-19 di Jabar masih bisa dikendalikan, dimana angka positif terpantau rendah. Menurutnya tingginya warga yang sudah divaksinasi membuat Covid-19 terkendali meski protokol kesehatan kendur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement