REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemprov DKI Jakarta, Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran dan UGM melakukan kerja sama perencanaan, penataan, dan revitalisasi ruang terbuka hijau di Kemayoran. Serta, bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan implementasi MBKM.
Rektor UGM, Prof Panut Mulyono mengaku bangga menjadi mitra kerja sama Pemprov DKI Jakarta dan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran. Ia berharap, MoU yang telah disepakati bersama bisa segera direalisasikan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Terkait kerja sama penataan ruang publik, Panut menekankan, ruang publik memiliki peran penting bagi masyarakat DKI Jakarta untuk jalankan aktivitas. Karenanya, keberadaan ruang publik yang sehat, nyaman, dan menyenangkan sangat diperlukan.
"Untuk menopang jalannya pemerintahan yang baik, pengembangan SDM DKI Jakarta jadi penting. Perencanaan pembangunan yang dilakukan bersama-sama dengan saling sinergi harapannya berbagai persoalan yang dihadapi diselesaikan dengan baik," kata Panut, Rabu (25/5).
Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran, Medi Kristianto menuturkan, pusat pengelolaan komplek Kemayoran merupakan bagian pelayanan publik Jakarta. Saat ini, mereka mengelola 454 hektar kawasan terbuka seluas lima hektar.
Antara lain hutan dengan vegetasi yang beragam. Lalu 40 hektar berupa lapangan golf yang jadi daerah resapan air dan ruang terbuka hijau dan 17 hektar berupa danau untuk pengendalian banjir di sekitar Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.
Ia berharap, kerja sama ini tidak berhenti di penandatanganan naskah kesepahaman saja, namun ada aksi yang bisa segera direalisasikan di lapangan. Terima kasih pada UGM yang akan mendampingi perencanaan dan penataan Komplek Kemayoran.
"Lalu, terima kasih untuk Pak Gubernur DKI Jakarta yang mendukung pengelolaan kawasan Kemayoran untuk sarana interaksi dan rekreasi masyarakat menjadi lingkungan inklusif," ujar Medi.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan menilai, perkotaan jadi kontributor pemanasan global dan perubahan iklim. Penambahan ruang terbuka hijau perkotaan bisa menjadi terobosan mengurai persoalan pemanasan global dan perubahan iklim.
DKI Jakarta bertugas menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen pada 2030 dan saat ini sudah mencapai 26 persen. Ia meyakini, dalam tiga tahun bisa capai 30 persen. Ia berharap, kerja sama ini jadikan komplek Kemayoran ruang ketiga.
"Berkontribusi terhadap lingkungan hidup dan sosial masyarakat, serta pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca 2030 dan net zero emissions 2050," kata Anies.
Anies menyampaikan ucapan terima kasih atas kesedian UGM bekerja sama penataan komplek Kemayoran. Menurut Anies, kampus memiliki kekuatan konseptual framework yang kuat yang bisa menjadi pedoman pengembangan kawasan dalam jangka panjang."Harapannya, ruang terbuka hijau dan ruang terbuka biru yang terbangun akan berkelanjutan ke depannya," ujar Anies.