Kamis 26 May 2022 19:35 WIB

Seperti Apa Sholat yang Khusyu?

Sholat Khusyu menghadirkan rasa takut.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Seperti Apa Sholat yang Khusyu?. Foto:  Muslim India melakukan shalat berjamaah. (ilustrasi)
Foto: Anadolu Agency
Seperti Apa Sholat yang Khusyu?. Foto: Muslim India melakukan shalat berjamaah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Seluruh jagad raya dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar dijadikan Allah Swt sebagai sarana untuk berzikir mengingat kepada-Nya. Berdasarkan ayat Alquran, ada sekian banyak hal yang dapat menjadi sarana yang mengantar manusia meningat dan berzikir. Di antaranya adalah sholat.

Pakar Tafsir Alquran, M Quriash Shihab mengatakan, Alquran telah menyebut sholat sebagai sarana dan cara berzikir. Allah Swt berfirman,

Baca Juga

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

Artinya: “Sesungguhnya Aku adalah Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah dan Pencipta, serta Pengendali seluruh wujud) selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah sholat untuk berzikir mengingatk-Ku.” (QS. Thah [20]: 14).

Dalam bukunya yang berjudul “Wawasan Al-Quran tentang Zikir dan Doa” tertiban Lentera Hati, M Quraish menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan yang disebut di atas, maka siapa pun yang melaksanakan sholat, bukan saja dituntut untuk memahami substansi shalat.

Artinya, dalam hal ini tidak sekadar seperti yang didefinisikan oleh pakar-pakar hukum Islam atau ulama fikih, yakni dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Tetapi, memahami substansi yang ditegaskan Allah Swt dalam Alquran, yakni pengagungan kepada Allah Swt dan kesadaran tentang perlunya membantu siapa pun yang butuh.

Menurut M Quriash, seandainya substansi yang dimaksud hanya sekadar seperti rumusan ulama fikih, maka tentu Allah Swt tidak menegaskan bahwa sholat dapat mencegah manusia terjerumus dalam kemungkaran.

Lebih lanjut, dia menuturkan, substansi yang dikehendaki Allah bermula dari rasa khusyu’, yakni tunduk dan patuh dengan peruh hormat kepada Allah Swt. Karena, menurut dia, semua kegiatan sholat seharusnya menggambarkan ketundukan dan penghormatan yang tidak terbatas kepada-Nya semata.

Sebagian ulama menyatakan bahwa khusyu’ dalam sholat adalah “rasa takut” jangan sampai shalat yang dilakukan tertolak. Rasa takut itu bercampur dengan kesigapan dan kerendahan hati. Ibnu Katsir (w. 1373 M) menulis bahwa khusyu’ dalam shalat baru terlaksana bagi yang mengonsentrasikan jiwanya sambal mengabaikan segala sesuatu selain yang berkaitan dengan shalat.

Sementara, Imam ar-Razi menulis bahwa apabila seorang sedang melaksanakan sholat, maka terbukalah tabir antara dia dengan Tuhan. Tetapi, begitu dia menoleh, tabir itu pun tertutup. Betapapun khusyu’ itu bertingkat-tingkat, tetapi intinya adalah upaya sungguh-gungguh mengadirkan kebesaran Allah Swt dalam benak serta kepatuhan dan penghormatan kepada-Nya.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement