Kamis 26 May 2022 17:00 WIB

Cacar Monyet Vs Covid-19, Mana yang Lebih Berbahaya?

Tak sedikit orang bingung dengan gejala cacar monyet dan Covid-19.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Cacar monyet versus Covid-19, mana yang lebih berbahaya? (Ilustrasi).
Foto: Republika
Cacar monyet versus Covid-19, mana yang lebih berbahaya? (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, para ahli menyuarakan keprihatinannya atas munculnya virus baru di sejumlah negara yaitu wabah cacar monyet atau disebut monkeypox.

Sejauh ini, lebih dari 100 kasus telah dikonfirmasi secara global dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO juga memperingatkan agar tidak menganggap remeh penyakit tersebut.

"Situasinya berkembang dan WHO memperkirakan akan ada lebih banyak kasus cacar monyet yang diidentifikasi saat pengawasan meluas di negara-negara non-endemik," kata badan kesehatan global itu, seperti dikutip dari Times of India, Kamis (26/5/2022). 

Karena dua wabah masih ada dalam waktu bersamaan, tidak sedikit orang yang menjadi bingung dengan gejala masing-masing penyakit. Berikut ulasan terkait perbedaan antara Covid-19 dan cacar monyet:

Baca juga : 70 Persen Pasien Cacar Monyet Alami Gejala Ini di Mulut

Penyebab cacar monyet vs Covid-19

Covid-19 disebabkan oleh sindrom pernafasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2), sementara cacar monyet dikaitkan dengan genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Cacar monyet biasanya menyebar di antara hewan liar di Afrika Tengah dan Barat, dan dapat ditularkan ke manusia ketika mereka makan atau melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi.

Covid-19 mengandung untaian tunggal materi genetik yang disebut RNA, sedangkan virus cacar monyet membawa kode genetik untai ganda dalam DNA.

Bagaimana cacar monyet menyebar?

Penyakit ini dinamai cacar monyet pada 1958, ketika virus terdeteksi di koloni monyet, yang digunakan untuk tujuan penelitian. Virus bisa juga menular ke manusia dan bisa menular ke orang lain. Seseorang dapat menyebarkannya satu sama lain melalui kontak dekat, dengan cairan tubuh, luka pada kulit, atau permukaan mukosa seperti di mulut atau tenggorokan, menurut WHO. 

Cacar monyet jauh lebih mudah menular

Dengan meningkatnya jumlah kasus cacar monyet di seluruh dunia, beberapa negara mulai mengambil tindakan tegas. Baru-baru ini, otoritas kesehatan Inggris menyoroti kekhawatiran tentang lonjakan kasus varian Afrika Barat di negara itu. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menyarankan kelompok berisiko tinggi terkena cacar monyet atau mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan orang terinfeksi, agar melakukan isolasi diri selama 21 hari. Belgia juga telah memperkenalkan karantina wajib 21 hari untuk pasien cacar monyet.

Baca juga : Cacar Monyet Belum Ada di Indonesia, Epidemiolog Sebut Edukasi Dini Tetap Perlu

Namun, di tengah kondisi tersebut, profesor biokimia Otago University, Kurt Krause mengatakan bahwa virus cacar monyet kurang berbahaya dibandingkan Covid-19 meskipun memiliki tingkat kematian lebih tinggi.

"Cacar monyet bisa serius, tetapi secara umum, wabah yang terjadi melibatkan beberapa ratus orang dan mereda karena virus tidak mudah menular dari satu orang ke orang lain", jelasnya dalam sebuah wawancara dengan layanan berita internasional, Newshub.

Perbedaan gejala

Gejala Covid-19 yang paling umum termasuk demam, sakit tenggorokan, batuk, kelelahan, pilek, nyeri sendi, sakit kepala, sesak napas, nyeri dada, kehilangan indra penciuman dan perasa, serta masalah pencernaan. Di sisi lain, gejala cacar monyet mirip dengan cacar. Menurut WHO, sakit kepala, demam, kedinginan, sakit tenggorokan, malaise, kelelahan, ruam, dan limfadenopati adalah beberapa tanda dan gejala umum cacar monyet.

Ketersediaan vaksin

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), tidak ada pengobatan yang terbukti untuk cacar monyet secara khusus. Akan tetapi karena cacar monyet terkait erat dengan cacar, maka vaksin cacar, antivirus, dan imunoglobulin vaccinia, dapat melindungi orang dari cacar monyet. 

Baca juga : CDC Afrika: Penimbunan Vaksin Semasa Covid-19 Jangan Terulang di Kasus Cacar Monyet

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement