Kamis 26 May 2022 21:56 WIB

Ketua DPR Sebut Pandemi Covid-19 Wake Up Call Kerja Sama Global

Puan mengajak seluruh dunia untuk terus menjalin kerjasama dalam hal kebencanaan.

Ketua DPR Puan Maharani memberikan pidato kunci dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Bali, Kamis (26/5/2022).
Foto: istimewa/doc humas
Ketua DPR Puan Maharani memberikan pidato kunci dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Bali, Kamis (26/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BALI — Pandemi Covid-19 yang hingga kini masih menyerang dunia, mengingatkan akan pentingnya kerjasama antar negara. Hal ini disampaikan Ketua DPR Puan Maharani, saat memberikan pidato kunci dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Bali, Kamis (26/5/2022).

"Pandemi Covid-19 menjadi wake up call akan pentingnya upaya dan kerja bersama dalam menghadapi masalah-masalah global," kata Puan dalam siaran persnya. Puan Maharani mengajak seluruh dunia untuk terus menjalin kerjasama dalam hal kebencanaan.

GPDRR merupakan pertemuan global khusus kebencanaan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyelenggarakan agenda tersebut setiap dua tahun sekali dan kali ini Indonesia kebagian sebagai tuan rumah.

Pertemuan internasional yang fokus membahas mitigasi bencana, menurut Puan, adalah upaya  bersama dalam membangun komitmen sebagai warga bangsa di bumi ini. Komitmen antar bangsa dan negara, lanjutnya, sudah sering dilakukan dalam berbagai forum, kerjasama, dan pertemuan. Bahkan komitmen memajukan kepentingan bersama dan kerjasama telah dilakukan sejak Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

"Diperlukan upaya bersama dalam menyelesaikan permasalahan global seperti kerentanan pangan, energi, air bersih  sanitasi, dan kelestarian alam," kata putri mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri ini.

Dijelaskannya, persaingan ekonomi globaltelah menciptakan gap antar negara dalam mengeksploitasi alam, pemanfaatan teknologi, dan jalannya pembangunan yang berkaitan dengan lingkungan hidup seperti infrastruktur, perumahan, irigasi, pertanian, kehutanan, dan lain sebagainya.

Di sisi yang lain, juga terdapat gap capaian kemajuan antar negara, sehingga memiliki sikap yang berbeda dalam mengeksploitasi alam sebagai sumber untuk pendapatan negara.

Puan berharap ke depannya setiap negara bisa memiliki komitmen untuk membangun resiliensi bencana yang berpusat pada manusia (people-centered). Hal itu bisa dimulai dari membangun kesadaran dan komitmen untuk menjaga kelestarian dan daya dukung alam dan lingkungan hidup.

Puan lantas mengingatkan soal deklarasi Dasasila Bandung 1955 yang bercita-cita setiap bangsa merdeka dan sejahtera. Namun ia prihatin sampai saat ini masih ditemukan berbagai kasus kekurangan pangan, air bersih, kerusakan lingkungan hidup, pencemaran lingkungan hidup.

Puan melihat perlunya perubahan cara berpikir. "Suatu cara berpikir bahwa kita tidak saja mengambil dari alam, tetapi kita harus memulihkan alam kembali kepada ekosistem yang baik," ucap Puan.

Isu lingkungan ini menjadi salah satu perhatian bersama antara lain di Inter Parliamentary Union (IPU). Sebagai Presiden Majelis IPU ke-144 di Bali, 20 -24 Maret 2022 lalu, Puan telah memimpin disepakatinya Deklarasi Nusa Dua terkait upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Dalam Deklarasi Nusa Dua, parlemen-parlemen negara dunia menegaskan komitmen untuk penguatan aksi nasional untuk mewujudkan komitmen global, yaitu mencapai net zero emission.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement