REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah menegaskan, setiap kerusakan terhadap Masjid Al Aqsa akan memberikan dampak yang mengerikan. Dia memperingatkan akan adanya perlawanan yang lebih kuat dari sebelumnya.
"Pada saat ini, dan sejak 1982, perlawanan lebih kuat dari yang Anda bayangkan. Jangan sampai ada orang yang melakukan perhitungan yang salah dalam hal ini," kata Nasrallah pada Rabu (25/5), seperti dilansir ABNA, Kamis (26/5/2022).
Terkait peringatan Hari Perlawanan dan Pembebasan, yang jatuh pada 25 Mei, Nasrallah memberikan ucapan selamat dan menyebutnya sebagai salah satu hari bahagia yang telah melewati Lebanon selama beberapa dekade. "Inilah yang dirasakan orang ketika kembali ke desa mereka yang dibebaskan. Kemenangan 2000 (25 Mei 2000) adalah pencapaian terbesar dalam sejarah modern, ini merupakan kebanggaan di tingkat Arab, Islam, dan nasional," ujarnya.
Nasrallah menuturkan, kemenangan ini membuktikan kemampuan perlawanan untuk mematahkan citra tentara tak terkalahkan. Sekaligus memberi harapan kepada rakyat Palestina dan rakyat di kawasan itu tentang prospek mencapai pembebasan dan kemenangan.
Generasi baru, lanjut Nasrallah, harus mengakui penghinaan dan penderitaan yang dialami Lebanon di pos pemeriksaan dan di penjara. Dia mengatakan, Lebanon akan menyadari wajah sebenarnya dari rezim Zionis yang mencoba bersembunyi.
"Dia yang melawan pendudukan harus diakui, dan siapa yang bersekongkol melawan tanah airnya akan diungkap," ucap Nasrullah.
Dia juga menyebutkan, perlawanan tidak pernah mencari kekuasaan di Lebanon. "Kami tidak berjuang demi kekuasaan di Lebanon, kami berjuang untuk membela negara kami. Kami memasuki parlemen untuk menjadi suara perlawanan," katanya.
"Pada 2005 kami wajib bergabung dengan pemerintah untuk melindungi punggung perlawanan. Kehadiran kami di pemerintahan dan parlemen bertujuan melindungi punggung perlawanan dan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah rakyat," tambahnya.