REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Alquran merupakan panduan hidup bagi kaum Muslimin. Ia adalah sumber hukum yang diturunkan Allah SWT agar kehidupan manusia lebih tertata dan harmoni. Namun faktanya, masih banyak di antara umat Islam yang masih asing dengan Alquran. Wakil Ketua DMI (Dewan Masjid Indonesia), Syafruddin, pernah melontarkan bahwa 65 persen masyarakat Muslim Indonesia tidak mampu membaca Alquran.
Pesantren Mahasiswa Dai (Pesmadai) Jawa Timur turut prihatin dengan data tersebut. Untuk itulah, selepas Ramadhan, Pesmadai Jatim meluncurkan program baru dengan tujuan menebarkan aura Alquran di ruang-ruang publik dengan cara tilawah dan sebar Alquran.
Program yang diberi nama Touring Quran tersebut dilaksanakn secara perdana pada Kamis, 26 Mei 2022. Kegiatan ini berupa tilawah Alquran di dalam bus umum milik pemda Surabaya atau SuroboyoBus.
Sebanyak 13 peserta yang merupakan santri Pesmadai Jatim memulai perjalanan Touring Quran dari halte Kejawan Putih Tambak sekitar pukul 07.30 menuju halte Jono Suwono sekitar pukul 10.00. Selanjutnya peserta berpindah bus menuju halte Graha Sampoerna untuk bersilaturahim di kediaman bendahara Pesmadai Jatim, Ustadz Ahmad Fathoni. Hadir pada acara tersebut Pembina Pesmadai Jatim, Ustadz Syahri Sauma dan Ustadz Tarmiji yang merupakan pengasuh asrama Pesmadai Jatim.
Selepas acara ramah tamah, doa dan shalat Dzuhur, peserta pulang dengan menggunakan fasilitas bus yang sama. Selama perjalanan, selain tilawah bersama, tim touring qur’an juga membagi beberapa Alquran kepada para penumpang.
Imam Mukhtar, sopir SurabayaBus memberi apresiasi kepada program ini. "Bagus," ujarnya saat diberi Alquran wakaf oleh panitia.
Menurut ketua rombongan, Muhammad Faruq, kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin setiap sebulan sekali, atau lebih sering.
“Kami juga akan terus meningkatkan kreativitas layanan. Insya Allah nantinya kami akan membuka stan atau lapak di tempat umum, seperti taman atau car free day, sehingga yang bisa diakses oleh masyarakat umum untuk tes kualitas baca Alquran mereka, konsultasi atau mungkin Alquran gratis,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/5).
Bahkan, jika memungkinkan, program ini akan melibatkan masyarakat umum. “Jadi, jika ada yang ingin merasakan bagaimana sih rasanya mengaji di bus, bisa ikut di program selanjutnya,” lanjutnya.
Namun, pemuda alumni STAIL ini mengaku, untuk program terakhir, masih akan dikaji lebih lanjut. “Lihat situasi dan perkembangannya nanti, semoga bisa sesuai harapan,” ujarnya menutup.