REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Orang terkaya di Ukraina, Rinat Akhmetov berencana menggugat Rusia atas kerugian yang ia alami sebesar 17 sampai 20 miliar dolar AS. Kerugian itu disebabkan pengeboman pabrik baja yang ia miliki di Kota Mariupol.
Tembakan dan bom Rusia menghancurkan pabrik baja Azovstal yang menjadi benteng pertahanan terakhir di Mariupol, kota pelabuhan sebelah selatan Ukraina. Illich Steel and Iron Works yang juga dimiliki Akhmetov turut hancur dalam serangan tersebut.
"Kami jelas menggugat dan meminta kompensasi yang sesuai pada Rusia atas semua kerugiaan dan bisnis yang hilang," kata pemilik produsen baja Ukraina Metinvest, Akhmetov pada situs berita UKraina mrpl.city, Kamis (26/5/2022).
Ia ditanya berapa kerugian yang diderita Metinvest karena kerusakan di Azovstal dan Illich. "Kerugian yang disebabkan agresi Rusia mulai dari 17 sampai 20 miliar dolar AS, angka terakhirnya akan ditentukan dalam gugatan terhadap Rusia," katanya.
Sebelum invasi Akhmetov yang merupakan miliuner sudah pernah melihat kerajaan bisnisnya akan hancur karena perang delapan tahun antara pasukan pemerintah dengan separatis pro-Rusia di wilayah timur Ukraina. Sejak invasi 24 Februari lalu Metinvest mereka tidak bisa mengirimkan pasokan sesuai kontrak.
Sementara itu Akhmetov mengatakan Grup SCM yang bergerak di bidang keuangan dan industri memenuhi kewajiban utangnya. Perusahaan pembangkit listrik swasta miliknya DTEK sudah merestrukturisasi portofolio utangnya.
Akhmetov mengatakan sejak awal invasi ia masih bertahan di Ukraina. "Kami yakin pada negara kami dan yakin pada kemenangan kami," katanya.