REPUBLIKA.CO.ID, TIRANA -- Penantian AS Roma untuk menghapus dahaga raihan gelar juara akhirnya tuntas. Selama 14 tahun berjuang sejak merengkuh titel Coppa Italia pada 2008, klub asal Ibu Kota Italia itu akhirnya merasakan lagi manisnya raihan trofi.
Pesta I Giallorossi itu digelar di Ibu Kota Albania, Tirana, yang berjarak 611 kilometer dari Kota Roma. Tepatnya di Stadion Arena Kombetare, Tirana, AS Roma sukses membekuk Feyenoord, 1-0, dalam partai final Liga Konferensi Eropa, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB.
Di partai final perdana turnamen teranyar bentukan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) tersebut, Il Lupo membungkam Feyenoord lewat gol semata wayang Nicolo Zaniolo pada menit ke-32. Tidak hanya mengakhiri puasa gelar selama 14 tahun, raihan trofi Liga Konferensi Eropa ini juga sekaligus menjadi titel juara pertama Roma di level kompetisi Eropa.
Sementara di level internasional, ini menjadi gelar juara kedua Roma usai menjadi yang terbaik di turnamen Inter-Cities pada 1961 yang sudah tidak bergulir lagi pada saat ini.
''Kami tahu, betapa berartinya raihan trofi ini buat semua pendukung AS Roma. Anda bisa lihat bagaimana tim ini tampil begitu solid. Semua pemain sadar dengan kewajiban untuk bisa meraih kemenangan,'' ujar bek tengah Roma, Chris Smailling, usai laga seperti dikutip laman resmi UEFA, Kamis.
Smalling menjadi salah satu pilar penting dalam partai final tersebut. Gelar pemain terbaik di laga final pun direngkuh bek tengah asal Inggris tersebut.
Terlepas dari perjuangan keras para pemain di atas lapangan, sorotan terbesar kesuksesan Roma merengkuh titel pertama Liga Konferensi Eropa tertuju pada sosok di pinggir lapangan, Jose Mourinho. Pelatih yang baru melakoni musim debutnya bersama I Giallorossi ini menunjukkan kembali sentuhan spesialnya.
Setelah pelatih legendaris asal Italia, Giovanni Trapattoni, Mourinho menjadi pelatih kedua yang mampu meraih lima titel juara kompetisi Eropa di setiap tim yang dibesutnya. Setahun usai membawa FC Porto meraih trofi Piala UEFA, pelatih asal Portugal itu mengantarkan Porto merengkuh titel Liga Champions 2003/2004.
Kesuksesan di Porto itu dilanjutkan Mourinho dengan keberhasilan membawa Inter Milan merengkuh titel Liga Champions musim 2009/2010. Kerap menjadi sasaran kritik kala menukangi Manchester United (MU), Mourinho menjawab kritik tersebut dengan keberhasilan MU meraih titel Liga Europa musim 2016/2017.
Kini, Mourinho mengantarkan Roma merajai kasta ketiga kompetisi antarklub Eropa, Liga Konferensi Eropa. Pelatih yang menjuluki dirinya the Special One kala menukangi Chelsea itu menajamkan rekornya di partai final kompetisi Eropa, dengan torehan tidak pernah kala di lima kesempatan tampil di partai final.
Mourinho pun tercatat menjadi pelatih pertama yang meraih gelar juara di tiga kompetisi yang saat ini dibesut Eropa, Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi Eropa.
''Terlepas kesuksesan bersama Manchester United, Chelsea, dan Real Madrid, juara bersama Porto, Inter Milan, dan Roma di kompetisi Eropa benar-benar spesial. Meraih kemenangan saat diharapkan untuk bisa meraihnya. Benar-benar terasa istimewa,'' ujar Mourinho seperti dilansir laman resmi UEFA.
Pria berusia 59 tahun itu memang seolah mulai dilupakan sebagai pelatih papan atas Eropa, terutama sejak terakhir kali mempersembahkan titel juara Liga Europa buat Man United pada 2017. Belum lagi dengan kiprahnya bersama Tottenham Hotspur yang hanya berjalan selama 17 bulan.
Bersama klub asal London Utara tersebut, Mourinho gagal meraih satu pun trofi bergengsi. Kesempatan ini yang dirampas dari Mourinho saat berhasil mengantarkan Spurs melangkah ke partai final Liga Inggris. Sehari sebelum memimpin timnya di partai final Liga Inggris musim 2020/2021, manajemen Spurs memecat eks pelatih Real Madrid tersebut.
Mourinho pun memastikan membawa Roma mengakhiri puasa gelar juara bukanlah akhir, melainkan awal dari kenangan indah yang coba ditorehkannya. Ia merasa sudah menemukan klub yang tepat untuk berburu kesuksesan.
''Dari kesuksesan ini, kami bisa memulai proyek besar,'' kata Mourinho yang mengantarkan Roma finis di enam besar klasemen Seri A Liga Italia musim ini dan tampil di Liga Europa musim depan.