Jumat 27 May 2022 13:32 WIB

Kebijakan Penanganan Covid-19 Disebut Lebih Baik

Saat ini pemerintah menerapkan kebijakan yang dibuat tidak hanya berdasar asumsi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ilham Tirta
Pengunjung memindai kode batang aplikasi PeduliLindungi di pintu masuk sebuah pusat perbelanjaan. Meskipun pemerintah melonggarkan berbagai aturan terkait pandemi Covid-19, namun sejumlah pusat perbelanjaan dan fasilitas publik tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Pengunjung memindai kode batang aplikasi PeduliLindungi di pintu masuk sebuah pusat perbelanjaan. Meskipun pemerintah melonggarkan berbagai aturan terkait pandemi Covid-19, namun sejumlah pusat perbelanjaan dan fasilitas publik tetap harus menerapkan protokol kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Epidemolog Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo menilai, kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 sudah lebih baik dibanding dua tahun lalu. Windhu menyebut, kebijakan penanganan Covid-19 saat ini selalu berbasis data atau informasi yang baik. Artinya, saat ini pemerintah menerapkan kebijakan yang dibuat tidak hanya berdasar asumsi.

“Awal Covid-19 hingga satu tahun pandemi, kebijakan yang dilaksanakan pemerintah ada kalanya masih berdasar asumsi. Namun, sekarang lebih baik karena berdasar data,” kata dia, Jumat (27/5/2022).

Baca Juga

Berdasar data epidemiologi, lanjut Windhu, tren lonjakan kasus Covid-19 juga kian membaik. Ia berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, dimana ketika masuk libur panjang, lonjakan kasus Cobid-19 kerap terjadi.

Ia mencontohkan pascalebaran dan libur panjang tahun lalu, dua hingga empat pekan psetelah libur panjang tersebut, Covid-19 kembali melonjak. Namun, pada libur lebaran 2022, terjadi mobilitas penduduk yang massif dan tidak diikuti dengan lonjakan kasus.

“Memang sudah diperbolehkan mudik, asal sudah vaksin dua dosis atau yang sudah vaksin booster tanpa perlu tes antigen maupun swab. Itu membuat orang yang bepergian jauh lebih tinggi dibanding pra-pandemi,” ujarnya.

Windhu menyebut, pergerakan manusia itu sangat luar biasa. Namun, setelah mudik lebaran 2022, tidak terjadi pelonjakan kasus yang signifikan. Sangat berbeda dengan tahun yang lalu, di mana masih terjadi lonjakan kasus seusai libur panjang.

“Ini ditunjukkan oleh indikator angka positivitas (jumlah orang yang positif dibagi jumlah orang yang dites baik PCR maupun antigen) yang sangat rendah tahun ini," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement