142 Sapi Suspek PMK di Banjarnegara Sudah Sembuh
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Dokter hewan Balai Karantina Pertanian memeriksa mulut sapi untuk mendeteksi dan mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak. | Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Sebanyak 142 ekor sapi yang diduga terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, saat ini telah sembuh dan dalam masa pemulihan. Banyaknya jumlah suspek PMK mengakibatkan semua pasar hewan di Banjarnegara harus ditutup sejak Senin (16/5/2022).
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara, Totok Setya Winarna, sebanyak 18 ekor sapi tercatat positif PMK dari hasil laboratorium di Balai Besar Veteriner Wates, DIY. Namun, jumlah sapi yang menunjukkan gejala mencapai 172 ekor sapi.
"Jumlah suspek PMK ada 172, dengan kasus positif terkonfirmasi ada 18 ekor. Sembuh atau membaik ada 142 ekor," jelas Totok kepada Republika.co.id, Jumat (27/5/2022).
Totok menambahkan, mayoritas sapi yang sembuh tersebut, saat ini masih dalam masa pemulihan di kandang para pedagang sapi. Diungkapkan, hampir dua ratus ekor sapi tersebut berasal dari Jawa Timur yang dibawa oleh pedagang sapi kurban Banjarnegara.
Pengecekan di Banjarnegara menemukan bahwa sapi-sapi itu memiliki gejala PMK, sehingga harus dikarantina. Untuk pencegahan, kandang ternak dalam radius satu kilometer dari kandang sapi yang suspek PMK juga disemprot desinfektan dan sapi-sapinya diberikan suntik vitamin.
"Informasi dari paramedis, semua sapi bisa diselamatkan, tanpa perlu disembelih dan mayoritas sapi sudah sembuh," kata Totok.
Ia mengatakan, salah satu kendala dalam mengatasi penyebaran virus PMK adalah keterbatasan kandang karantina. Meski diperlukan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) untuk membawa masuk hewan ternak ke wilayah tertentu, saat masuk ke Banjarnegara dan menemukan sapi suspek PMK, pihaknya hanya akan mengerahkan pemeriksaan paramedik dan sapi akan dikarantina di kandang pedagang.
"Paramedis kami selalu siap untuk mengecek, tapi memang tidak bisa kami berhentikan karena tidak ada kandang," jelasnya.
Kendati begitu, saat ini pihaknya bersama Polres Banjarnegara dan Kodim 0704 Banjarnegara terus melakukan edukasi dan sosialisasi agar para pedagang hewan kurban tidak membawa ternak sapi dari wilayah Jawa Timur selama wabah PMK. Hal ini untuk memastikan agar ternak lokal tidak ikut terjangkit wabah PMK.
"Kita memang harus waspada jangan sampai peternak-peternak kita karena kasus ini menjual sapi dengan harga murah. Kita nggak mau peternak lokal yang sapinya hanya 2-3 ekor ikut terkena juga," ujarnya.
Adapun jumlah ternak di Banjarnegara diklaim masih mencukupi untuk stok kurban Idul Adha mendatang. Sementara itu, Totok menambahkan, kegiatan penutupan pasar hewan Banjarnegara akan dievaluasi kembali melihat perkembangan kasus di lapangan.