REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Penyerang Liverpool, Sadio Mane, menilai, laga final Liga Champions, kontra Real Madrid, Ahad (29/5/2022) dini hari WIB, bukanlah ajang balas dendam atas kekalahan di partai puncak Liga Champions pada 2018. Kekalahan itu, tutur Mane, justru menjadi modal berharga untuk menatap laga yang bakal digelar di Stade de France tersebut.
Pada partai final Liga Champions musim 2017/2018, Liverpool harus mengakui keungulan Los Blancos dan mengakhiri Liga Champions sebagai //runner-up//. Dalam partai di Stadion Olimpiysky, Kiev, Ukraina, tersebut, The Reds menyerah, 1-3, via torehan Karim Benzema dan dua gol Gareth Bale. Satu-satunya gol Liverpool di laga itu dicetak oleh Sadio Mane pada menit ke-55. Kini, Liverpool memiliki kesempatan membalas kekalahan tersebut di partai puncak Liga Champions musim ini.
Namun, Mane menilai, laga itu bukanlah ajang balas dendam. Menurut penyerang asal Senegal itu, Los Blancos memang berhak meraih kemenangan pada 2018 silam.
''Kemenangan di Kiev layak mereka dapatkan, karena mereka terbukti menjadi tim yang lebih baik. Jadi, laga akhir pekan nanti bukan soal balas dendam,'' ujar penyerang berusia 30 tahun itu kepada Marca, Jumat (26/5/2022).
Kekalahan empat tahun lalu, tutur mantan penyerang Southampton itu, sudah dilupakan oleh sebagian besar para penggawa The Reds.
Kendati begitu, kekalahan dari Los Blancos itu membuat Liverpool menjadi tim yang lebih baik dan memiiki lebih banyak pengalaman. Kekalahan itu dinilai justru membantu The Reds dalam mempersiapkan diri untuk kembali menghadapi klub asal Ibukota Spanyol tersebut. Liverpool agaknya telah mengambil pelajaran berharga dari kekalahan tersebut.
''Sudah empat tahun berlalu, kami jauh lebih berpengalaman dan memiliki kualitas yang lebih baik. Kini, kami tahu caranya untuk mempersiapkan diri menghadapi mereka. Hal itu jelas membantu kami lebih siap dan fokus pada laga tersebut,'' kata Mane, yang mencetak empat gol di lima laga terakhir Liverpool di pentas Liga Champions.