REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI, Puan Maharani, membuka Festival Kopi Nusantara di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Jumat (27/5). Di sela-sela kegiatan tersebut, terdengar teriakan 'Mbak Puan Presiden'.
Puan tampak tidak menghiraukan sorakan tersebut. Ia malah terlihat asyik berbincang dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dan Menteri UMKM Teten Masduki.
Usai mencicipi kopi, Puan naik ke panggung ditemani Krisdayanti. Keduanya menyanyikan lagu Separuh Nafas karya Dewa 19. Saat Puan menyayi sorakan 'Puan Presiden' kembali terdengar. Puan tampak melanjutkan aksinya di atas panggung.
Dalam pidatonya, Puan mengatakan anak muda merupakan potensi kopi Indonesia. Ia menuturkan kopi merupakan karya anak bangsa. "Kopi itu adalah Indonesia, kopi itu anak muda. Jadi ini kebangkitan momen kita ambil potensi pasar," kata Puan di Kompleks GBK, Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
Puan menyebut saat ini ada pergeseran budaya minum kopi di Indonesia. Dulu kopi hanya diminum oleh orang tua. Kini kopi juga dinikmati oleh anak muda. "Ini kebangkitan cara, gaya hidup, kebangkitan budaya dan bagaiman kita mempromosikan dan membantu UMKM dan petani kopi," ujarnya.
Puan mengatakan Indonesia memiliki banyak petani kopi. Namun ia mendorong agar kebun kopi yang ada dilakukan peremajaan. "96 persen di Indonesia ada petani kopi, tetapi kebunnya harus didorong untuk peremajaan supaya biji kopinya itu lebih nikmat, lebih aromanya wangi," ucapnya.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi santai adanya sorakan tersebut. Ia berkelakar euforia tersebut muncul usai ninum kopi.
"Ya kalau habis minum kopi memang muncul euforia. Saya juga berteriak tadi menyanyikan lagu manis dan sayang. Itu karena pengaruh dari kopi," kelakar Hasto.
Hasto menambahkan, PDIP menyikapi serius kaderisasi kepemimpinan. Namun ia menegaskan keputusan strategis terkait siapa calon presiden yang akan diusung PDIP ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Keputusan strategis terkait dengan kepemimpinan yang begitu penting bagi masa depan bangsa dan negara itu berada di tangan ibu ketua umum ibu Megawati Soekarnoputri. Sehingga di tengah kesibukan, ibu Mega datang ke Korsel, ibu Mega kan juga sekaligus melihat kemajuan negara-negara lain dan bagaimana kepemimpinan Indonesia tadi bisa mendorong Indonesia agar lebih maju dari bangsa-bangsa lain. Itu yang selalu dipikirkan ibu Mega," terangnya.