Jumat 27 May 2022 20:32 WIB

Korea Utara Masih Bungkam Soal Peluncuran Rudal Terbaru

Korut masih bungkam tentang peluncuran rudal balistik terbarunya

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakan sebagai uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022.
Foto: AP/KCNA via KNS
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakan sebagai uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Media pemerintah Korea Utara (Korut) masih bungkam tentang peluncuran rudal balistik terbarunya hingga Kamis (26/5/2022). Pejabat pemerintah Korea Selatan (Korsel) menilai adanya kemungkinan pertimbangkan poltik di balik diamnya Pyongyang.

Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA), Televisi Pusat Korea dan Rodong Sinmun, harian Partai Buruh yang berkuasa di negara itu, belum menyebutkan peluncuran pada hari sebelumnya, yang menandai unjuk kekuatan ke-17 Korut tahun ini. Kepala Staf Gabungan Korsel pada Rabu (25/5/2022) mengatakan, bahwa negara tetangganya menembakkan rudal balistik antarbenua atau ICBM yang dicurigai dan dua rudal balistik jarak pendek ke Laut Timur pada pagi hari. Yang pertama dari tiga rudal tampaknya adalah ICBM Hwasong-17 terbaru Korut.

Mengomentari diamnya Korut tentang peluncuran tersebut, pejabat di kementerian unifikasi Seoul menduga hal itu mungkin disebabkan oleh perhitungan politik rezim Kim Jong-un.

"Mengenai pelaporan, (Korut) tidak bisa tidak memberikan pertimbangan yang lebih besar pada perhitungan politiknya daripada militer, persyaratan teknologi," kata pejabat yang tak bersedia disebutkan namanya, dikutip laman Yonhap, Kamis.

"Diduga bahwa tidak adanya laporan mungkin disebabkan oleh penilaian Korit tentang hubungan antar-Korea, situasi Semenanjung Korea dan keadaan internal," ujarnya menambahkan.

Beberapa pengamat Korsel juga mengutip wabah Covid-19 yang baru dikonfirmasi Korut sebagai kemungkinan alasan mengapa negara tersebut berhenti membual secara terbuka tentang tes senjata utama. "Peluncuran rudal mungkin tidak dipandang positif oleh warga Korea Utara yang bersusah payah mengatasi Covid-19," kata Park Won-gon, profesor studi Korea Utara di Ewha Womans University.

"Covid-19 bisa lebih serius daripada yang diperkirakan dan berpotensi menimbulkan tantangan politik domestik bagi rezim," imbuhnya.

Kebisuan Korut pada peluncuran terbaru ini juga dinilai menunjukkan bahwa Pyongyang dapat berusaha untuk merutinkan provokasi semacam itu sebagai upaya pertahanan diri. Bungkamnya Kim Jong-un juga kemungkinan untuk skema pengembangan pertahanannya terlepas dari reaksi domestik atau eksternal.

KCNA sebagai corong resmi Korut biasanya memulai siklus berita pafi dengan lapran tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada hari sebelumnya. Semisal kegiatan publik pemimpin Kim Jong-un atau uji coba senjata utama.

Pada 25 Maret, media Korut bahkan merilis sebuah video di mana pemimpin Kim, diapit oleh perwira tinggi militer, berjalan dengan ICBM mobile di belakangnya. Media Korut cenderung tetap diam ketika peluncuran dianggap gagal.

Pada 16 Maret, negara itu melakukan uji coba penembakan rudal jarak jauh yang tidak berhasil. Hari berikutnya, KCNA dan lainnya tidak mengeluarkan laporan tentang tes tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement