REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Nasionalis Israel berpartisipasi dalam apa yang disebut Pawai Bendera tahunan di Yerusalem Timur, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Namun pawai bendera Israel ini selalu dianggap kontroversial karena digelar di wilayah Yerusalem timur yang masuk wilayah Palestina, namun telah diduduki oleh Israel.
Setiap tahun, ribuan nasionalis Israel berpartisipasi dalam Pawai Bendera yang kontroversial tersebut. Mereka berkumpul sekaligus mengibarkan bendera Israel, menyanyikan lagu-lagu nasionalis, dan dalam beberapa kasus, meneriakkan slogan-slogan anti-Arab saat mereka melewati lingkungan Palestina.
Dilansir di Al Araby, Kamis (26/5/2022), Otoritas Israel pada Rabu (25/5/2022) telah memberi lampu hijau bagi nasionalis Yahudi, untuk mengibarkan bendera Israel sambil berbaris di jantung jalan raya Yerusalem timur pada 29 Mei. Wilayah tersebut sebagian besar berada di kawasan Palestina di Kota Tua Yerusalem. Langkah Israel memutuskan keputusan tersebut mengancam akan memicu kembali terjadinya kekerasan di kota suci itu.
Mengapa pawai bendera itu begitu penting?
Hari pawai bendera Israel dimaksudkan untuk merayakan penaklukan Israel atas Yerusalem Timur Palestina dalam perang 1967. Sejak saat itu, Israel merayakan momen tersebut sejak saat itu. Pawai tersebut diadakan oleh ekstremis Israel yang mengklaim Masjid Al Aqsa adalah milik mereka.
Rute yang direncanakan tahun ini adalah dari Jalan Jaffa dan akan memasuki Kota Tua melalui Gerbang Damaskus, yang banyak digunakan oleh warga Palestina. Jalan ini digunakan warga Palestina dalam perjalanan ke Tembok Barat, yang berbatasan dengan Masjid Al-Aqsa, dengan melewati Muslim Quarter.
Akibat pawai itu, akses ke Gerbang Damaskus dan Kota Tua akan diblokir untuk warga Palestina. Hal itu sebagai upaya menghindari potensi kekerasan dari pasukan pendudukan dan pemukim Israel selama pawai.