34 Peserta Ikuti Festival Dalang Anak dan Remaja Sleman
Rep: c01/ Red: Yusuf Assidiq
Salah satu peserta Festival Dalang Anak dan Remaja Sleman 2022. | Foto: Fitria Nurochimah
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Dinas Kebudayaan Sleman, DIY, kembali menggelar acara tahunan Festival Dalang Anak dan Remaja. Festival ini berlangsung selama empat hari, terhitung sejak 25 hingga 27 Mei 2022.
Kepala Bidang Adat Tradisi Budaya Lembaga dan Seni Kabupaten Sleman, Eko Ferianto, mengungkapkan tujuan diadakannya Festival Dalang Anak dan Remaja adalah sebagai bentuk pembinaan kepada para dalang cilik agar eksistensinya tetap terjaga.
“Ajang untuk pembinaan terhadap dalang yang ada di Kabupaten Sleman. Dalang ini kalo enggak kita pelihara dan bina terus lama-lama kan habis,” ujar Eko di kantor Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman.
Festival Dalang Anak dan Remaja Tingkat Kabupaten Sleman diikuti oleh 17 peserta dalang anak dan 17 peserta dalang remaja. Kategori usia untuk dalang anak yaitu, 8-15 tahun sementara dalang remaja 16-21 tahun.
Dalam festival ini diperebutkan juara satu hingga harapan tiga, kemudian peraih sabet (ekspresi dalang) terbaik dan ontowencono (dialog pewayangan) terbaik. Pemenang juara satu Festival Dalang Anak dan Remaja bakal dikirimkan untuk mewakili Sleman dalam festival serupa di tingkat Provinsi DIY.
Festival Dalang Anak dan Remaja dapat disaksikan secara langsung melalui kanal YouTube Kundha Kebudayaan Sleman. Meskipun diadakan secara daring namun tidak mengurangi antusiasme masyarakat.
Hal ini menjadi sebuah harapan bahwa perkembangan dalam gelaran wayang dapat diterima oleh masyarakat. Ia menilai, pagelaran Festival Dalang Anak dan Remaja menjadi wujud nyata penanaman nilai-nilai luhur pewayangan.
Karena wayang merupakan personifikasi dari kehidupan manusia yang bisa memberikan sebuah gambaran atau simbol-simbol antara baik dan buruk. Eko juga menjelaskan dengan adanya festival ini diharapkan dapat membangun karakter anak-anak sejak usia dini.
Sehingga mereka memiliki tata perilaku yang baik dan akan menjadi modal untuk mendidik generasi berikutnya.
“Ketika dalang sudah mulai hadir dari anak itu perilaku, etika, estetikanya sudah bisa mulai dibawa karena sebenarnya apapun itu kan kita mau membangun karakternya anak sampai dengan nanti di usianya mereka ini mendidik lagi. Harapannya, minimal anak-anak mengerti unggah ungguh (tata krama),” kata Eko.