REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Sebanyak 115 ekor ternak jenis kerbau dan sapi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, positif terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK), kata pejabat pemerintah setempat. Ternak yang sakit sudah diobati.
"Ternak yang terjangkit dilakukan pengobatan sedangkan yang masih menunjukkan gejala ringan dan berada satu kandang dengan ternak terjangkit dilakukan pengobatan berupa pemberian vitamin," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Solok Selatan Irwan Supriadi, Jumat (27/5/2022).
Selain itu katanya, kandang ternak yang terjangkit PMK juga semprot desinfektan. Pihaknya sudah memesankan kepada kelompok tani yang sapinya memiliki gejala PMK untuk tidak menerima tamu serta melarang sapi dari luar masuk.
Salah satu dampak dari penyakit mulut dan kuku, adalah penurunan produktivitas dan kesuburan pada hewan. Sementara itu, tingkat kematian pada hewan dewasa yang menderita PMK sekitar lima persen, sedang pada anak hewan ternak mencapai 20 persen.
Dia mengimbau, masyarakat Solok Selatan yang memelihara ternak sapi, kerbau atau kambing yang menunjukkan gejala-gejala menderita penyakit mulut dan kuku, dapat menghubungi tiga Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Solok Selatan. Puskeswan bertempat di Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo, Puskeswan Sangir dan Puskeswan Sungai Gadiang Kecamatan Sangir Balai Janggo. Atau dapat menghubungi penyuluh pertanian terdekat dan melalui hotline Dinas Pertanian Solok Selatan.
"Untuk kematian hewan ternak di Solok Selatan akibat PMK belum ada laporan," ujarnya. Pemkab Solok Selatan, akan membatasi penjualan ternak ruminansia ke luar daerah sebagai upaya menjaga ketersediaan kebutuhan hewan kurban pada Idul Adha tahun ini di daerah itu.