Budaya Kerja, Learning Culture
Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi bekerja dari rumah. | Foto: Andrea Verdelli/Getty Images
Oleh : Erik Hadi Saputra*
REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, apa yang membuat kita tetap bersemangat moving forward dalam bekerja? Jawabannya adalah keinginan untuk terus mau belajar. Kesalahan dalam bekerja bukan berarti kegagalan.
Kesalahan memberikan pembelajaran bahwa kita pernah melakukan cara yang tidak tepat. Tentunya setelah itu kita belajar dan kembali lagi on the track melanjutkan semua target yang lebih baik.
Saat menyadari kekeliruan yang pernah dilakukan, maka kita dapat mengumpulkan sumber daya yang ada sebagai pengalaman yang kuat untuk melanjutkan tujuan yang ingin dicapai. Sampai di sini pembaca yang kreatif perlu menyadari. Keliru (salah) itu berarti Anda bekerja.
Kondisi minus belum tentu lebih jelek dari kondisi nol. Apalagi jika nol itu dikarenakan belum mengerjakan apa-apa. Selama semangat selalu Anda tunjukkan. Antusias selalu hadir dalam kegiatan Anda, maka itu menunjukkan Anda bekerja.
Yang penting adalah bukan bangga dengan kesalahan dan menganggap lumrah dengan kesalahan. Kalau ada yang salah berusahalah memperbaikinya. Berkomitmen tidak mengulangi lagi kesalahan itu.
Pemimpin yang bijaksana sangat memahami bahwa hasil yang diperoleh ditentukan juga dari dukungan banyak orang. Kesuksesan di satu bagian bergantung pada kinerja divisi yang lain juga.
Jadi bisa saja perencanaan yang tidak matang dengan berbagai faktor membuat Anda mendapatkan hasil yang tidak mak simal. Anda bisa menguatkan kemampuan dengan membiasakan diri mau belajar.
Kosongkanlah sedikit gelas Anda, agar bisa menampung refill air yang ditambahkan. Ketika gelas anda penuh, bahkan merasa penuh. Anda tidak bisa menerima tambahan sesuatu.
Pembaca yang kreatif, budaya belajar itu bisa dilakukan dengan membuat portal web yang dipenuhi berbagi pengetahuan tentang pekerjaan yang bisa diakses oleh seluruh pegawai. Bahkan ada perusahaan yang setiap pagi pegawainya diminta mengakses portal e-learning mereka.
Pegawai diminta membaca tulisan atau materi yang diperbarui setiap harinya sebelum memulai pekerjaan.
Hal lainnya membiasakan sharing session per divisi. Mintalah masing-masing pegawai untuk menceritakan pengalaman sukses yang telah mereka dapatkan dalam pekan ini.Cerita itu bisa menjadi pengetahuan dan tambahan bahan bagi yang lain dalam mengejar target mereka.
Berikanlah apresiasi bagi mereka yang telah berbagi. Jempol atau tepuk tangan yang Anda berikan itu menunjukkan penghargaan Anda atas usaha orang lain. Tidak mesti sesuatu yang terkait uang.
Ya, jika Anda mampu silakanlah mengajak mereka makan-makan. Tentu makan bersama bisa membuat suasana semakin akrab penuh kekeluargaan. Jika belum ada hal sukses yang disampaikan.
Anda bisa meminta mereka bercerita tentang kisah inspiratif yang dialaminya di keluarga, di masyarakat, atau yang dibacanya dari buku/tulisan orang lain. Mintalah mereka mengambil hikmah.
Pembelajaran apa yang bisa dipetik dari kisah itu? Semakin sering tim Anda melakukan hal seperti ini, maka semakin terbiasa mereka menerima pengetahuan, solusi dan makna dari setiap aktivitasnya.
Kemauan mereka untuk belajar akan semakin tinggi. Kepedulian mereka dalam mendengar akan semakin kuat. Mereka juga akan semakin dewasa dalam bersikap dan berkomentar.
Hal-hal baik akan terus muncul ketika orang mau belajar. Ketika di antara mereka ada yang sukses, maka yang lain tidak segan untuk memberi apresiasi dan ucapan selamat.
Kalimat bangga dan magic words akan menghiasi divisi Anda. Dan jika ada pegawai yang belum memberikan dampak hasil dari pekerjaannya.
Dia akan terus menerima dorongan positif dari rekan-rekannya. Tidak hanya itu, mereka bahkan rela mengajari dan menawarkan bantuan untuk mendampingi. Sehat dan teruslah terinspirasi.
*Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan dan Urusan Internasional Universitas Amikom Yogyakarta