Sabtu 28 May 2022 03:35 WIB

Palestina Ingatkan Konsekuensi Serius Soal Pawai Bendera di Yerusalem

Israel berencana gelar pawai bendera untuk memperingati yang hari pemersatu Yerusalem

Red: Esthi Maharani
Pemerintah Palestina memperingatkan konsekuensi serius atas rencana pemukim Israel untuk menggelar pawai bendera di Yerusalem Timur yang diduduki.
Pemerintah Palestina memperingatkan konsekuensi serius atas rencana pemukim Israel untuk menggelar pawai bendera di Yerusalem Timur yang diduduki.

REPUBLIKA.CO.ID., RAMALLAH -- Pemerintah Palestina memperingatkan konsekuensi serius atas rencana pemukim Israel untuk menggelar pawai bendera di Yerusalem Timur yang diduduki.

Pemukim Israel di Yerusalem berencana untuk menggelar acara pawai pada Ahad untuk memperingati apa yang mereka sebut hari pemersatu Yerusalem, mengacu pada pendudukan Israel atas kota itu pada tahun 1967.

Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut pawai itu adalah “bagian integral dari eskalasi Israel terhadap kota suci, penduduk, dan tempat-tempat suci Palestina.”

"Kebijakan kolonial provokatif yang dilakukan oleh penjajah terhadap Yerusalem dan penduduknya berisiko memicu perang agama yang dampaknya tidak dapat diprediksi," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Hussein al-Sheikh, pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), memperingatkan bahwa pawai bendera akan memicu bentrokan di seluruh wilayah Palestina.

“Perebutan oleh pemukim Yahudi atas tanah Palestina dan pawai bendera di Yerusalem Timur, dan pembunuhan, pembongkaran, penangkapan, dan pemukiman yang terus berlanjut menunjukkan kepada kita bahwa kita telah memasuki fase baru konfrontasi dengan penjajah di bawah pemerintahan ekstremis,” kata al-Syekh di Twitter.

Pada Rabu, kelompok perlawanan Palestina Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, memperingatkan Israel agar tidak mengizinkan pemukim untuk menggelar pawai bendera mereka di kota yang diduduki.

"Perlawanan memiliki kemampuan untuk menanggapi setiap agresi, apakah itu terhadap Jalur Gaza atau Tepi Barat," kata anggota senior Hamas Husam Badran kepada televisi Al Jazeera yang berbasis di Doha.

Tahun lalu, para pemukim Israel melakukan pawai di Gerbang Damaskus, yang dikenal sebagai daerah Bab al-Amud dan salah satu gerbang Kota Tua Yerusalem sambil melontarkan slogan anti-Arab.

Pada Mei 2021, pelanggaran Israel di dalam Masjid Al-Aqsa dan di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur memicu pecahnya serangan militer Israel di Gaza.

Lebih dari 200 warga Palestina tewas dan ribuan terluka dalam serangan, yang terhenti di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir. Tiga belas warga Israel juga tewas dalam tembakan Palestina dari Gaza selama konflik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement