Ahad 29 May 2022 05:00 WIB

Tinggi Badan Seseorang Berkorelasi dengan Peningkatan Risiko Kanker Kolorektal

Risiko kanker kolorektal lebih tinggi pada orang yang jangkung.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Sakit perut (ilustrasi). Menurut data, setiap peningkatan 10 sentimeter dikaitkan dengan risiko 14 persen lebih tinggi untuk kanker usus kolorektal.
Foto: www.freepik.com.
Sakit perut (ilustrasi). Menurut data, setiap peningkatan 10 sentimeter dikaitkan dengan risiko 14 persen lebih tinggi untuk kanker usus kolorektal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa kasus kanker, tinggi badan seseorang dapat dikaitkan dengan risikonya. Memiliki badan yang lebih tinggi tampak berkorelasi dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.

Hal tersebut terungkap dalam meta analisis baru yang diterbitkan dalam jurnal Cancer, Epidemiology, Biomarkers and Prevention. Para peneliti dari Johns Hopkins School of Medicine sampai pada kesimpulan tersebut setelah menyesuaikan faktor-faktor lain yang berpengaruh pada risiko kanker usus.

Baca Juga

Gerard E Mullin, profesor kedokteran dan direktur Layanan Nutrisi GI Integratif Rumah Sakit Johns Hopkins, mengatakan, tinggi adalah faktor risiko yang diabaikan untuk beberapa kondisi kesehatan yang merugikan. Tinggi tidak ada dalam radar bagi dokter ketika mengevaluasi pemeliharaan dan pencegahan kesehatan.

"Mereka yang dianggap tinggi karena budaya mereka harus dipertimbangkan untuk skrining adenoma kolorektal lebih awal daripada populasi umum," kata Prof Mullin.

Untuk penelitian ini, tim ilmuwan mengamati 47 penelitian internasional dengan lebih dari 280 ribu kasus kanker usus dan lebih dari 14 ribu kasus polip usus prakanker. Hasilnya menunjukkan individu tertinggi dalam persentil tertinggi memiliki risiko 24 persen lebih tinggi terkena kanker kolorektal dibandingkan dengan individu dalam persentil terendah.

Prof Mullin mengatakan, ada faktor yang dapat dimodifikasi seperti merokok, penggunaan alkohol, dan konsumsi daging olahan yang meningkatkan risiko kanker saluran pencernaan. Namun, ada juga faktor yang tidak bisa dimodifikasi.

"Kami tahu bahwa kondisi tertentu dengan ukuran dan tinggi badan yang berlebihan, seperti akromegali dan sindrom Klinefelter, meningkatkan risiko kanker usus besar," tutur Prof Mullin.

Menurut data, setiap peningkatan 10 sentimeter dikaitkan dengan risiko 14 persen lebih tinggi untuk kanker usus besar. Kemungkinan mengembangkan adenoma atau tumor non kanker enam persen lebih tinggi.

Medical Healthy melaporkan para peneliti menyarankan segala sesuatu mungkin menjadi faktor risiko kanker usus besar seperti halnya faktor gaya hidup seperti merokok, minum, dan diet tinggi daging merah olahan. Hubungan antara kanker dan tinggi badan bisa memiliki penjelasan sederhana.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement