REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sekertaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Kamis (26/5/2022) mengungkapkan pihaknya memahami masalah keamanan Turki terkait tawaran Finlandia dan Swedia terhadap aliansi itu. Ia mengatakan bahwa Ankara adalah sekutu sangat penting NATO.
"Ketika sekutu menimbulkan masalah, kami harus menyelesaikannya. Itu selalu dilakukan seperti itu," kata Stoltenberg kepada media Spanyol, mengingat veto Yunani pada Makedonia Utara, yang membuat negara itu kehilangan kesempatan lebih dari 10 tahun untuk bergabung dengan NATO," katanya.
"Tidak ada sekutu yang menderita serangan teroris sebanyak Turki," ujar Stoltenberg.
Pernyataan kepala NATO itu datang menjelang kunjungannya ke Madrid minggu depan, di mana pertemuan puncak NATO akan berlangsung pada akhir Juni.
"Anda berbicara tentang Kurdi, tetapi kita harus menerima bahwa ada beberapa kelompok Kurdi dan PKK ada dalam daftar organisasi teroris Uni Eropa," kata dia sambil membedakan warga Kurdi dari kelompok teror yang terdaftar.
Mengenai partisipasi Stockholm dan Helsinki dalam KTT NATO mendatang, dia mengatakan mereka akan hadir sebagai tamu. Karena, sulit bagi mereka untuk mengonsolidasikan aspirasi mereka sebagai negara kandidat jika mereka tidak menanggapi tuntutan Turki sebelum 28 Juni.
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pekan lalu. Ini merupakan sebuah keputusan yang didorong oleh perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari.
Tetapi Turki, anggota lama aliansi itu, menyampaikan keberatan atas tawaran keanggotaan mereka. Turki juga mengkritik negara-negara Baltik karena menoleransi dan bahkan mendukung kelompok teroris.
Pada Kamis, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin menyatakan bahwa Turki telah menjelaskan kepada Swedia dan Finlandia selama pertemuan di ibu kota Ankara bahwa tawaran NATO mereka tidak dapat berkembang kecuali masalah keamanan Ankara ditangani melalui langkah-langkah konkret dalam jangka waktu tertentu.
Ankara pada Rabu menjamu delegasi Swedia dan Finlandia mengenai pendaftaran keanggotaan mereka di NATO. Menurut juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin, Turki telah menyampaikan tawaran mereka tidak dapat berkembang kecuali masalah keamanan Turki ditangani melalui langkah-langkah konkret, dan dalam jangka waktu tertentu.