REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obat-obatan dari ekstraksi tanaman sudah dikenal sejak berabad silam. Para ilmuwan kini terus mencari temuan baru. Beberapa ekstraksi tanaman terbukti berkhasiat dalam dunia medis.
Manusia sudah mengekstraksi unsur berkhasiat dari tanaman sejak ribuan tahun lalu. Walaupun pengobatan herbal tradisional sering didiskreditkan sebagai tidak ilmiah, tetapi faktanya lebih dari sepertiga obat-obatan modern dibuat baik langsung atau tidak langung dari produk alami, seperti tanaman, mikro organisme, atau binatang.
Para peneliti dari Scripps Research Institute di California, Amerika Serikat, belum lama ini menemukan bahan kimia yang diekstraksi dari kulit pohon Galbulimima belgraveana dari ordo Magnolia yang punya efek psikotropika dan bisa membantu terapi depresi dan kelainan kecemasan berlebihan.
Tanaman ini hanya ditemukan endemik di hutan tropis Indonesia, Papua Nugini, dan Australia utara. Sejak berabad silam dimanfaatkan penduduk asli sebagai ramuan obat untuk menyembuhkan rasa sakit dan nyeri serta demam.
"Hal ini menunjukkan kedokteran Barat tidak mempedulikan pasar untuk sarana terapi baru, yakni obat-obatan tradisional yang menunggu untuk diriset,” Ryan Shenvi, PhD, profesor ilmu kimia di Scripps Research kepada para wartawan belum lama ini.
Beragam obat modern dari tumbuhan
Opium adalah contoh yang paling terkenal dari obat-obatan tradisional yang diekstraksi dari tumbuhan dan dijadikan obat modern yang terbukti ampuh. Sejak 4.000 tahun lalu, opium sudah digunakan untuk mengobati rasa sakit. Keluarga opiat seperti morfin dan kodein diekstraksi dari tanaman poppy dan memiliki efek sangat kuat terhadap sistem saraf pusat.
Kita telusuri lagi obat-obatan kuno berbasis tanaman yang mendemonstrasikan keuntungan di bidang medis dan ilmu pengetahuan apa yang ada di sebaliknya?
Kacang babi obat penyakit parkinson... (bersambung halaman 2)