Sabtu 28 May 2022 19:54 WIB

8 Kota Paling Ramah Lingkungan di Dunia, Adakah Kota di Indonesia?

Beberapa kota menerapkan zona bebas mobil yang luas untuk mengurangi emisi.

Red: Dwi Murdaningsih
Energi terbarukan/ilustrasi. Penggunaan energi terbarukan merupakan salah satu langkah nyata mewujudkan kota ramah lingkungan.
Foto: abc
Energi terbarukan/ilustrasi. Penggunaan energi terbarukan merupakan salah satu langkah nyata mewujudkan kota ramah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota-kota di dunia berlomba menjadi kota yang paling ramah lingkungan. Isu perubahan iklim memang mau tidak mau membuat kota-kota berbenah menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Berikut ini adalah kota-kota paling ramah di dunia, seperti dilansir dari Deutsche Welle:

Baca Juga

Kopenhagen, Denmark

Kopenhagen ingin menjadi ibukota netral karbon pertama dunia tahun 2025. Sejak 1995, emisi karbon telah berkurang setengahnya. Kota ini menerapkan zona bebas mobil yang luas, transportasi umum kualitas tinggi dan fasilitas bersepeda yang mengesankan. Sistem pemanasan dan pendinginan distrik, beberapa di antaranya menggunakan air laut dilakukan dengan teknologi untuk mengurangi emisi karbon.

Reykjavik, Islandia

Ibukota Islandia ini telah memiliki sistem pemanas dan listrik dari energi terbarukan - terutama dari tenaga air dan panas bumi. Sekitar 95 persen rumah terhubung ke jaringan pemanas umum.

Kota ini juga menargetkan semua angkutan umum bebas energi fosil pada tahun 2040. Pemerintah kota sangat mendorong warga untuk melakukan kegiatan tanpa menggunakan mobil mereka.

Curitiba, Brasil

Di kota terbesar kedelapan di Brasil ini, sekitar 60 persen penduduknya bergantung pada jaringan bus perkotaan. Kota ini juga memiliki 250 kilometer jalur sepeda, serta jalan pedalaman pertama di negara itu, Rua das Flores.

Sabuk hijau Curitiba memberikan perlindungan alami terhadap banjir. Namun pertumbuhan penduduknya yang cepat membuat ambisi hijau berada di bawah tekanan.

San Francisco, Amerika Serikat

Tahun 2016, San Francisco mengeluarkan undang-undang bahwa semua bangunan baru harus menyisihkan ruang untuk sistem fotovoltaik di atap sebagai kota metropolitan pertama di AS. Penggunaan kantong plastik sudah dilarang sejak 2007.

Tahun 2009 diperkenalkan program limbah makanan perkotaan. Kota ini berencana bebas dari sampah pada tahun 2020.

Frankfurt, Jerman

Frankfurt adalah salah satu kota pertama yang mencanangkan ambisi untuk menggunakan energi terbarukan 100 persen pada tahun 2050. Gedung baru di kota ini harus mengikuti petunjuk efisiensi energi yang ketat. Frankfurt juga telah mengurangi limbahnya secara drastis, berkat sistem pengelolaan limbah modern, dan memiliki rencana ambisius untuk e-mobility.

Vancouver, Kanada

Vancouver ingin menjadi kota terhijau dunia pada tahun 2020. Sampai saat itu, emisi karbon akan direduksi sampai 33 persen dibandingkan 2007. Listrik kota hampir seluruhnya berasal dari pembangkit listrik tenaga air.

Namun untuk transportasi masih perlu beralih dari energi fosil. Tujuannya adalah untuk mengurangi emisi karbon sampai 33 persen per kepala.

Kigali, Rwanda

Kigali dijuluki sebagai kota terbersih di Afrika. Sekarang sedang direncanakan koridor pejalan kaki dan pesepeda. Kantong plastik dilarang dan warga menghabiskan satu hari setiap bulan untuk membersihkan kotanya.

Di Kigali sampah jarang kelihatan. Tapi kelompok hak asasi manusia juga mengecam apa yang mereka sebut "harga kebersihan," karena kontrol terhadap penduduk yang ketat dan diskriminatif.

Ljubljana, Slovenia

Kota ini dianugerahi penghargaan European Green Capital 2016. Listriknya berasal dari tenaga air. Ljubljana memberi perhatian besar pada jaringan transportasi umum, pejalan kaki dan pengendara sepeda, dan melarang mobil masuk pusat kota.

Inilah kota pertama di Eropa yang berambisi mendaur ulang semua sampahnya. Saat ini, sudah lebih 60 persen sampahnya didaur ulang.

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/menelisik-kendaraan-ramah-lingkungan-di-masa-depan/a-61941714

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement