Ahad 29 May 2022 09:42 WIB

Robertson Akui Madrid Unggul Pengalaman Dibanding Liverpool

Liverpool menjadi tim yang paling sering melakukan serangan.

Rep: Reza Irfa Widodo/ Red: Teguh Firmansyah
Pemain Real Madrid merayakan keberhasilan menjuarai Liga Champions 2021/2022 usai mengalahkan Liverpool 1-0 di partai final di Stade de France, Paris, pada Sabtu (28/5/2022).
Foto: EPA-EFE/RONALD WITTEK
Pemain Real Madrid merayakan keberhasilan menjuarai Liga Champions 2021/2022 usai mengalahkan Liverpool 1-0 di partai final di Stade de France, Paris, pada Sabtu (28/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Bek kiri Liverpool, Andy Robertson, menyebut, faktor pengalaman menjadi pembeda terbesar di partai final Liga Champions musim ini. Faktor ini yang membawa Real Madrid membungkam The Reds, 1-0, di laga yang dihelat di Stade de France, Paris, Prancis, Ahad (29/5) dini hari WIB.

Di sepanjang laga, Liverpool menjadi tim yang paling sering melakukan serangan. Total 24 tembakan, termasuk sembilan tembakan tepat ke arah gawang yang dicatatkan tim besutan Jurgen Klopp tersebut di laga ini. Di sisi lain, Los Blancos cenderung tampil lebih sabar dan berusaha meredam serangan The Reds.

Baca Juga

Madrid tercatat hanya melepaskan empat tembakan, termasuk dua tembakan tepat ke arah gawang. Namun, serangan Los Blancos terbukti lebih efektif. Sebuah serangan yang dibangun pada menit ke-59 berbuah maksimal.

Vinicius Junior menyambar bola hasil umpan lambung Federico Valverde. Gol itu menjadi satu-satunya gol yang tercipta di laga ini dan sudah cukup membuat The Reds gigit jari sekaligus menjadi kegagalan keempat di partai final Liga Champions.

Selain gagal meraih titel ketujuh di pentas Liga Champions, kampiun Liga Champions musim 2018/2019 itu harus rela melihat Los Blancos mengangkat trofi Liga Champions ke-14 serta menajamkan rekor tidak pernah kalah dalam delapan partai final.

Robertson pun menilai, pengalaman Los Blancos tampil di partai final menjadi alasan terbesar kegagalan timnya menundukan klub asal Ibukota Spanyol itu. Pengalaman Los Blancos dalam mengendalikan permainan begitu terlihat, terutama saat sudah mencatatkan keunggulan satu gol.

''Sangat sulit untuk bisa kembali ke permainan saat Anda menghadapi tim yang benar-benar berpengalaman. Begitu mereka mencatatkan keunggulan, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa menang,'' ujar Robertson seperti dilansir BBC, Ahad (29/5).

Bek kiri asal Skotlandia itu juga menyebut, Madrid mampu begitu efektif memanfaatkan momen sekecil apapun. Selain itu, Robertson pun menyoroti performa apik Thibaut Courtois di laga tersebut. Menorehkan sembilan penyelamatan, kiper asal Belgia itu terpilih sebagai pemain terbaik di partai final.

''Kami bisa menciptakan peluang, tapi kami menghadapi penjaga gawang yang tengah tampil luar baisa. Sejujurnya, kami seharusnya bisa tampil lebih baik. Kami adalah tim yang ofensif. Gaya permainan itu terbukti membawa kami hingga mencapai fase ini. Namun, kami sempat kecolongan dalam satu momen, tapi itulah sepak bola,'' tutur Robertson. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement