BANDUNG----Pemerintah Swiss masih terus berupaya melakukan pencarian Putra Pertama Gubernur Jabar Ridwan Kamil Emmeril Kahn Mumtadz atau biasa dipanggil Eril yang terseret arus di Sungai Aare di Bern, Swiss pada Kamis (26/5).
Dikutip dari rilis resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern Swiss, pada hari ketiga Sabtu (28/5) pencarian masih belum membuahkan hasil atau Eril masih belum ditemukan.
Tim yang dipimpin oleh Polisi Maritim Bern melanjutkan pencarian warga negara Indonesia yang hilang, Eril (23 tahun).
Pada hari ketiga ini, pencarian intensif dengan kapal dan drone dilakukan di beberapa lokasi kritis di sepanjang Aare.
Sementara, penyelam dikerahkan di beberapa lokasi yang dapat diakses di sepanjang sungai. Usai penelusuran, Kapolsek Maritim Urs Käller dan Kapolres Thomas Mueller memberikan kabar terbaru terkait pencarian kepada orang tua Eril.
"Hingga Sabtu sore, pencarian belum membuahkan hasil yang diharapkan," katanya.
Eril anak sulung Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dilaporkan hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss pada Kamis (26 Mei) pagi. Pencarian intensif yang dilakukan oleh polisi, polisi maritim dan pemadam kebakaran telah berlangsung selama tiga hari.
Sebelumnya, menurut Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad, tak ada spesifik batas waktu maksimum kapan pencarian Eril putra Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini akan dihentikan.
"Tak ada spesifik batas waktu maksimum kapan ini akan dihentikan. Karena, menurut Tim SAR disana adalah menjadi tugas kami memantau keamanan sungai. Pencarian akan terus dilakukan karena tugas sehari-hari mereka sebagai bagian dari upaya SAR program mereka," ujar Muliaman dalam konferensi pers virtual Sabtu (28/5/2022).
Menurutnya, tim SAR Bern yang terdiri dari polisi air, polisi medis, dan pemadam kebakaran melanjutkan pencarian pada Sabtu (28/5/2022) mulai pukul 08.30 sampai dengan jangka waktu yang diperlukan sesuai dengan kondisi alam sekitar sungai.
Berbagai metode, kata dia, dikerahkan dalam proses pencarian. Setelah sebelumnya memakai drone thermal untuk mendeteksi panas tubuh manusia, kini tim SAR akan menggunakan drone konvensional untuk bermanuver serendah mungkin di atas permukaan sungai. Tim juga akan menggunakan perahu pencari dan sudah bisa mengerahkan penyelam.
Menurut Muliaman, kondisi air pada saat kejadian mencapai 16 derajat celcius dan sedikit keruh, sehingga menjadi kendala terutama untuk mengerahkan tim penyelam. "Sungai Aaree ini datangnya dari salju yang meleleh sehingga relatif dingin dan ada kristal putih sehingga agak keruh,” katanya. Arie Lukihardianti