REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak insan-insan yang memiliki kemampuan di bidang pertanian dan peternakan untuk meluruskan miskonsepsi masyarakat terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mendekati Hari Raya Idul Adha.
Emil mengajak semua pihak membantu meyakinkan masyarakat, bahwa daging yang dikonsumsi aman dari PMK. Selain itu, ia mengingatkan PMK yang menjangkit ternak tidak menular ke manusia.
"Mari kita bersama meluruskan miskonsepsi masyarakat bahwa hewan yang kita makan adalah hewan yang mungkin terkontaminasi PMK," kata Emil, Ahad (29/5/2022).
Emil juga menekankan, ternak yang sakit pantang untuk dipotong dan hewan yang mati karena sakit pantang dijual dagingnya. Emil mengatakan, Pemprov Jatim telah memberlakukan isolasi bagi kandang ternak yang terjangkit PMK.
Pasar hewan pada kabupaten terdampak pun kemungkinan akan ditutup sementara. Selain itu, lalu lintas ternak dari dan menuju daerah terjangkit juga dibatasi.
“Jika ada ternak mati mendadak disarankan untuk langsung dikubur. Jangan sampai ada rasa eman (sayang), karena sakit malah cepat-cepat dipotong dan dijual. Itu seram,” ujarnya.
Emil mengatakan, kepanikan akibat virus PMK muncul karena sejak 1990 Indonesia telah dinyatakan bebas PMK oleh World Organisation of Animal Health. Emil kembali menekankan pentingnya meluruskan miskonsepsi di tengah kepanikan massal soal pangan.
Pertanian dan peternakan, kata Emil, adalah bisnis fundamental yang perlu mendapatkan perhatian lebih, karena memiliki hubungan langsung dengan kebutuhan pangan.
"Apabila bisnis fundamental seperti pertanian tidak berjalan maka semuanya tidak bisa berjalan. Masalah kita hari ini ada pada perihal pangan. Ini harus menjadi momentum untuk menyadari bahwa pertanian dan peternakan adalah critical sector yang harus diapresiasi dan ditekuni," kata Emil.