REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Mantan penyerang Prancis Thierry Henry mengkritisi Mohamed Salah setelah final Liga Champions (UCL) musim 2021/22. Salah gagal membawa Liverpool mengalahkan Real Madrid.
The Reds takluk 0-1 dari El Real di Stade de France, Paris, Ahad (29/5) dini hari WIB. Salah menjadi sorotan karena ia tak bisa merealisasikan targetnya.
Situasi bermula dari pernyataan sang penyerang sayap. Berkali-kali ia mengaku ingin membalas dendam. Sebab, ia bagian dari skuad merseyside merah yang juga dikalahkan Los Blancos pada final UCL musim 2017/18.
Saat itu, Salah hanya tampil selama 31 menit di Kiev. Ia mengalami cedera bahu usai berduel dengan Sergio Ramos. Kemudian, ia keluar lapangan sambil menangis.
Setelah empat tahun berlalu, anak asuh Juergen Klopp kembali bertemu lawan yang sama. Salah tampil penuh dalam duel panas di Paris. Namun, ia gagal menjebol jala Thibaut Courtois.
"Saya selalu mengatakan sesuatu, jangan bicara apa pun sebelum final. Kalahkan Real Madrid, lalu setelahnya bisa berbicara. Katakan itu sebuah pembalasan dendam dan lainnya. Ketika Anda berbicara sebelum final, Anda harus memenangkannya," kata Henry, dikutip dari hitc.com.
Liverpool tampil mendominasi. Data whoscored menunjukkan, the Reds melepaskan 24 tembakan dengan sembilan di antaranya tepat sasaran.
Madrid hanya memiliki dua shots on target. Salah satunya berbuah gol. Berkali-kali, El Real dalam tekanan, tetapi gawangnya tetap perawan hingga 90 menit.
Ini tidak terlepas dari peran Thibaut Courtois. "Ingat apa yang saya katakan di semifinal. Orang-orang tidak memberinya pujian yang pantas dia dapatkan. Dia salah satu kiper terbaik dunia, dan lebih baik dari Ederson. Dia menunjukkannya malam ini," ujar Henry.
Madrid menegaskan status sebagai penguasa Eropa. Kini, El Real mengoleksi 14 gelar UCL.