Mahasiswa UMY Juara Lomba Media in Action 2022
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mahasiswa UMY Juara Lomba Media in Action 2022. Kampus UMY. | Foto: Yusuf Assidiq
REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Tim Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Doa Ibu Creative, meraih juara Media in Action (Mediation) di ajang Epicentrum 2022. Mediation merupakan kompetisi bergengsi yang digelar Universitas Negeri Padjajaran (UNPAD).
Tim Doa Ibu Creative sendiri terdiri dari Daffa Uddin, Raihan Herdiansyah, Humam Alwafi, Najmi Sa'idah dan Wildan Sudar. Tahun ini, Mediation diadakan dengan mengusung tema Aksesibilitas Informasi Media terhadap Limbah Medis Rumah Tangga.
Kompetisi yang berlangsung memakai konsep Production House tersebut mengharuskan peserta menghasilkan tiga luaran lomba dalam bentuk videografi, audio dan poster digital. Najmi mengatakan, rangkaian festival yang harus dilalui cukup panjang.
"Dari open registration pada 15 Maret-15 April 2022, termasuk pemberian brief. Kemudian, awal Mei pengumuman finalis, berlanjut final session untuk presentasi pada 19 Mei dan berakhir pengumuman pada 20 Mei 2022," kata Najmi, Sabtu (28/5).
Tim UMY berhasil mengalahkan empat tim lain dalam final lomba, membawakan karya yang mengulas masalah limbah infeksius yang tidak cuma rugikan penderita Covid-19. Tim memberi solusi cara membuang sampah masker yang benar lewat tiga output.
Setelah melakukan penelitian, lanjut Najmi, limbah medis memiliki lingkup yang banyak. Bisa jadi limbah infeksius yang biasanya dihasilkan penderita Covid-19 dan isolasi mandiri seperti masker, swab test, suntikan, infus dan sarung tangan.
"Namun, tim kami sendiri fokus lebih ke orang yang tidak terkena karena mereka juga mengeluarkan limbah medis, salah satunya masker yang sering sampah masker diletakkan asal. Jadi, kami memberi solusi cara membuang sampah masker yang benar," ujar Najmi.
Berbeda dari video cara membuang sampah medis pada umumnya, penyampaian pesan dalam karya Doa Ibu Creative ini dikemas dengan ide cerita yang unik dan cukup berbeda. Daffa menuturkan, untuk eksekusi ketiga luaran tetap memiliki perbedaan.
Pertama, dalam bentuk video, sudah banyak video cara membuang masker dengan benar. Mereka kembangkan ide pada awal video menampilkan drama atau storyline. Di tengah video, menunjukkan pemeran yang ketakutan setelah menyaksikan berita.
"Berlanjut kepada adegan pemeran membuang sampah medis, ini juga mendapat apresiasi dari juri karena pemilihan ide yang beda," kata Daffa.
Untuk luaran audio, mereka menganalogikan melalui sudut pandang hewan laut yang terkena dampak dari limbah masker secara sembarangan. Begitu pula melalui luaran poster, tim UMY membuat visualisasi dari audio tentang analogi hewan laut.
"Di output ini kami ambil tagline yaitu sampahmu bisa jadi makananmu untuk memberi kesadaran pada masyarakat," ujar Daffa.
Selain itu, Daffa menyampaikan, tim Doa Ibu Creative bersama dosen pembimbingnya Erwan Sudiwijaya, melalui proses yang cukup lama dalam membuat karya. Mulai dari brainstorming ide, survei lokasi, penentuan talen dan screening karya internal.
Ia mengaku bersyukur, tim mendapatkan dukungan penuh dari Program Studi Ilmu Komunikasi UMY, baik materil maupun moril. Serta, bimbingan dari dosen dalam bentuk diskusi dan konsultasi soal ketentuan-ketentuan lomba yang diberikan. "Yang paling penting untuk bisa sampai pada tahap ini diperlukan keinginan yang kuat dalam mencari info tentang lomba, dibersamai tekad kuat berani mencoba," kata Daffa.