REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi memuntahkan tiga kali awan panas guguran pada pekan ini. Awan panas guguran itu mengarah ke barat daya atau hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melaporkan, awan panas guguran itu juga diikuti 144 kali guguran lava ke barat daya dominan ke Sungai Bebeng, dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter. Ia menjelaskan, pada periode pengamatan 20-26 Mei 2022, di kubah barat daya tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah.
Tidak pula teramati adanya perubahan morfologi yang cukup signifikan untuk kubah tengah. Berdasarkan analisis foto, volume kubah lava di barat daya terhitung sebesar 1.551.000 meter kubik, sedangkan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik.
Selain itu, intensitas kegempaan pada pekan ini teramati masih cukup tinggi. "Deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan EDM pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,6 centimeter per hari," kata Hanik, Sabtu (28/5/2022).
Intensitas curah hujan sebesar 48 milimeter per jam selama 40 menit di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang. Karenanya, tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Karena itu, BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Sehingga, status aktivitas vulkanik ditetapkan masih dalam tingkat siaga, belum berubah sejak 5 November 2020.
Hanik mengingatkan, potensi bahaya sampai saat ini berupa guguran lava pijar dan awan panas. Sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
Kemudian, di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Untuk itu, Hanik mengimbau masyarakat sekitar Gunung Merapi agar tidak dulu melakukan kegiatan apapun di daerah-daerah potensi bahaya. Kemudian, masyarakat diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
"Serta, mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," ujar Hanik.