Ahad 29 May 2022 18:09 WIB

Suplemen Penguat Testosteron Bisa Tingkatkan Risiko Penggumpalan Darah

Defisiensi testosteron bisa menyebabkan beberapa gejala pada pria.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Suplemen penguat testosteron bisa meningkatkan risiko penggumpalan darah. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Suplemen penguat testosteron bisa meningkatkan risiko penggumpalan darah. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suplemen penguat testosteron kerap direkomendasikan bagi pria yang mengalami defisiensi testosteron. Meski memiliki manfaat, suplemen penguat testosteron ternyata juga dapat meningkatkan risiko terjadinya bekuan atau gumpalan darah yang berbahaya.

Pada pria, testosteron diproduksi di dalam testis. Beberapa peran dari testosteron adalah meregulasi perkembangan dan fungsi seksual. Pada masa pubertas, testosteron juga membantu remaja untuk memiliki karakteristik khas pria seperti bulu wajah dan rambut, suara yang lebih berat, dan otot yang lebih kuat.

Baca Juga

Defisiensi testosteron bisa menyebabkan beberapa gejala pada pria. Sebagian di antaranya adalah penurunan dorongan seksual, disfungsi seksual, kesulitan konsentrasi, mood depresif, dan masalah daya ingat.

Kondisi rendahnya testosteron ini biasanya dialami oleh pria yang mengalami hipogonadisme. Salah satu terapi yang bisa diberikan adalah terapi testosteron.

Terapi testosteron bisa membantu meningkatkan testosteron pada pria. Namun, pria yang mendapatkan terapi testosteron ternyata memiliki risiko 63 persen lebih tinggi untuk memiliki gumpalan darah di dalam vena atau tromboemboli vena.

Tromboemboli vena merupakan sebuah gangguan yang melibatkan trombosis vena dalam (DVT) dan emboli paru. DVT diawali dengan terbentuknya gumpalan darah di dalam vena, sering kali berada di bagian bawah kaki. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya selama gumpalan darah diam.

Akan tetapi, gumpalan darah ini bisa memicu bahaya bila bergerak ke organ-organ penting di dalam tubuh. Menurut American Heart Association, gumpalan darah bisa berpotensi menyebabkan serangan jantung, strok, kerusakan organ, hingga kematian.

Dr Mesh Gidwani dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai mengungkapkan sebuah mekanisme yang mungkin menghubungkan testosteron dengan risiko gumpalan darah. Menurut dr Gidwani, testosteron bisa meningkatkan jumlah sel darah merah.

Peningkatan tersebut bisa menyebabkan darah mengental. Akibatnya, aliran darah bisa menjadi lebih lamban.

Selain itu, testosteron juga memperkuat aksi dari platelet. Platelet adalah sel darah yang bertanggung jawab dalam membentuk gumpalan darah.

Menurut dr Gidwani, kecenderungan ini membuat pemantauan terhadap pria yang menjalani terapi testosteron menjadi penting. Misalnya, pada pria penderita hipogonadisme yang memerlukan terapi hormon.

Superdrug mengatakan hanya suplemen atau obat resep dokter yang bisa meningkatkan kadar testosteron di dalam darah. Oleh karena itu, pemantauan terhadap pria penderita hipogonadisme yang menjalani terapi testosteron menjadi penting.

"(Selain obat resep) tidak ada produk atau suplemen yang terbukti bisa meningkatkan kadar testosteron dalam darah, meski ada banyak dari produk tersebut dijual sebagai penguat testosteron," ujar Superdrug.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement