Ahad 29 May 2022 23:09 WIB

Sekitar 89.500 Warga Korut Alami Demam, Pemerintah Revisi Kebijakan Antiepidemi

Sekitar 11 hari lalu, jumlah warga alami demam sempat mencapai 400 ribu jiwa.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Andri Saubani
Karyawan Pabrik Pakaian Rajut Songyo di distrik Songyo mendisinfeksi lantai kerja di Pyongyang, Korea Utara, Rabu, 18 Mei 2022, setelah Kim Jong Un mengatakan, pihaknya akan menangani wabah negara itu dalam keadaan darurat negara. (ilustrasi)
Foto: AP
Karyawan Pabrik Pakaian Rajut Songyo di distrik Songyo mendisinfeksi lantai kerja di Pyongyang, Korea Utara, Rabu, 18 Mei 2022, setelah Kim Jong Un mengatakan, pihaknya akan menangani wabah negara itu dalam keadaan darurat negara. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Kantor berita resmi Korea Utara (Korut), Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan 89.500 kasus demam dalam kurun waktu 24 jam, Ahad (29/5/2022). Angka tersebut menurun dari hampir 400 ribu kasus demam sekitar 11 hari lalu.

Pemimpin Korut Kim Jong-un juga dikatakan menerima pengarahan tentang upaya antivirus dalam pertemuan politbiro Partai Buruh, Sabtu (28/5/2022). Dalam pertemuan tersebut, politbiro dilaporkan membuat evaluasi positif tentang situasi pandemi yang dikendalikan dan ditingkatkan di seluruh negeri. Pertemuan itu juga membahas isu-isu untuk terus menstabilkan dan meningkatkan situasi anti-epidemi secara keseluruhan.

Baca Juga

Negara yang terisolasi itu telah memerangi gelombang Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak menyatakan keadaan darurat. Korut langsung memberlakukan penguncian nasional bulan ini yang memicu kekhawatiran tentang kurangnya vaksin, pasokan medis, dan makanan.

KCNA melaporkan bahwa upaya untuk memperkuat tindakan antiepidemi sedang dilakukan di seluruh Korut. Itu termasuk mengumpulkan air hujan, memeriksa obat-obatan yang tahan virus dan mendirikan tempat karantina.

Penghitungan kasus demam yang diduga Covid-19 harian naik sekitar 980 dari sehari yang lalu. Namun tetap di bawah 100 ribu untuk hari kedua berturut. Korut tampaknya tidak menambahkan kematian baru karena markas besar tidak merilis penghitungan yang relevan.

KCNA mengatakan bahwa lebih dari 3,44 juta kasus kumulatif telah dilaporkan sejak akhir April, dan lebih dari 3,26 juta di antaranya pulih dengan sekitar 186 ribu menerima perawatan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement