REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa (EU) pada Ahad (29/5/2022) gagal menyepakati embargo minyak Rusia. Akan tetapi para diplomat EU masih akan berupaya untuk membuat kemajuan menjelang pertemuan tingkat tinggi pada Senin hingga Selasa (30-31 Mei).
Pertemuan itu akan membahas tentang pengecualian pengiriman pipa ke negara-negara Eropa Tengah yang dikelilingi daratan, kata para pejabat EU. Namun, seorang diplomat senior EU mengatakan masih terlalu banyak detail yang harus diselesaikan untuk mengharapkan kesepakatan terjadi sebelum para pemimpin Uni Eropa berkumpul di Brussels pada Senin sore.
Sanksi yang diusulkan terhadap impor minyak itu adalah bagian dari paket sanksi keenam Uni Eropa terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina. Paket sanksi tersebut termasuk memotong bank terbesar Rusia, Sberbank, dari sistem pesan komunitas telekomunikasi keuangan antarbank seluruh dunia yang biasa disebut SWIFT.
Selain itu, ada larangan dari EU bagi media-media Rusia dan tambahan lebih banyak orang ke dalam daftar individu yang asetnya dibekukan dan yang tidak dapat masuk ke Uni Eropa.
Seluruh paket sanksi itu telah ditahan oleh Hongaria, yang mengatakan embargo minyak Rusia akan menjadi pukulan telak bagi perekonomiannya karena tidak dapat dengan mudah mendapatkan minyak dari negara lain. Slovakia dan Republik Ceko juga telah menyatakan keprihatinan yang sama.
Pembicaraan EU tentang embargo minyak itu telah berlangsung selama sebulan tanpa kemajuan. Para pemimpin EU sangat ingin mencapai kesepakatan dalam pertemuan puncak mereka agar tidak terlihat terpecah dalam tanggapan mereka terhadap Moskow.
Untuk memecahkan kebuntuan, Komisi Eropa mengusulkan agar larangan hanya berlaku untuk minyak Rusia yang dibawa ke Uni Eropa dengan kapal tanker. Usulan itu akan memungkinkan Hongaria, Slovakia dan Ceko untuk terus menerima minyak Rusia melalui pipa Druzhba Rusia untuk beberapa waktu sampai pasokan alternatif dapat diatur.
Menurut para pejabat EU, Budapest mendukung usulan itu, tetapi pembicaraan pada Ahad itu tersangkut pada masalah pembiayaan Uni Eropa di mana Hongaria ingin meningkatkan kapasitas pipa minyak dari Kroasia dan untuk mengalihkan kilangnya dari penggunaan minyak mentah Ural Rusia ke minyak mentah Brent. Hal itu akan dibahas oleh para utusan EU pada Senin pagi bersama dengan fokus pada persoalan tentang cara memastikan persaingan yang adil mengingat harga minyak lebih tinggi yang akan dihadapi negara-negara anggota EU yang bergantung pada pengiriman minyak mentah Brent sebagai akibat dari sanksi.