Senin 30 May 2022 15:13 WIB

Lepaskan Komitmen, NATO Siap Kerahkan Pasukan ke Eropa Timur

Rusia dinilai menjauh dari ketentuan Founding Act yang mengatur hubungan dengan NATO.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Sebuah truk militer mengangkut platform dengan artileri self-propelled Ukraina di wilayah Donetsk, Ukraina, Minggu, 8 Mei 2022. Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak akan lagi melaksanakan komitmen masa lalu untuk tidak mengerahkan pasukannya ke Eropa Timur.
Foto: AP/Evgeniy Maloletka
Sebuah truk militer mengangkut platform dengan artileri self-propelled Ukraina di wilayah Donetsk, Ukraina, Minggu, 8 Mei 2022. Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak akan lagi melaksanakan komitmen masa lalu untuk tidak mengerahkan pasukannya ke Eropa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS -- Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak akan lagi melaksanakan komitmen masa lalu untuk tidak mengerahkan pasukannya ke Eropa Timur. Hal itu disampaikan saat konflik antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung.

Wakil Sekretaris Jenderal NATO Mircea Geoana mengungkapkan, di bawah NATO-Russia Founding Act tahun 1997, yang dimaksudkan mengatur hubungan NATO-Rusia, kedua belah pihak sepakat mencegah penumpukan kekuatan konvensional yang berpotensi mengancam di wilayah Eropa, termasuk Eropa Tengah dan Timur. Namun menurut Geoana, Moskow telah “membatalkan” apa pun isi dalam perjanjian tersebut.

Baca Juga

“Mereka (Rusia) mengambil keputusan, mereka membuat kewajiban di sana untuk tidak menyerang tetangga, yang mereka lakukan, dan untuk berkonsultasi secara teratur dengan NATO, yang tidak mereka lakukan. Jadi saya pikir sebenarnya Founding Act ini pada dasarnya tidak berfungsi karena Rusia,” kata Geoana saat berbicara di ibu kota Lithuania, Vilnius, Ahad (29/5/2022).

Menurut dia, Rusia telah secara efektif menjauh dari ketentuan Founding Act. “Sekarang kami tidak memiliki batasan untuk memiliki postur yang kuat di sayap timur serta untuk memastikan bahwa setiap inci persegi wilayah NATO dilindungi oleh Pasal 5 dan sekutu kami,” ujarnya.

Pasal 5 NATO mengacu pada pertahanan kolektif. Di dalamnya disebut bahwa serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semua anggota. Geoana tidak memberikan perincian tentang penempatan yang direncanakan di Eropa Timur. Dia hanya mengatakan aka nada “kehadiran yang kuat, fleksibel, dan berkelanjutan” di wilayah itu.

Pada 2017, NATO telah mengerahkan kelompok taktis multinasional ke negara-negara Baltik dan Polandia sebagai tindakan pencegahan. Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari, ia mengirim bala bantuan ke sana.

Negara-negara Baltik telah menyerukan kehadiran militer lebih besar dari sekutunya di sana, termasuk untuk pengembangan brigade guna menggantikan kelompok taktis yang lebih kecil. Para menteri pertahanan NATO akan bertemu pada pertengahan Juni untuk membahas hal tersebut dan pertanyaan lainnya. Para pemimpin negara anggota NATO diagendakan bertemu guna menyetujui setiap perubahan pada pertemuan puncak NATO di Madrid pada akhir Juni mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement