Senin 30 May 2022 16:08 WIB

Israel Peringatkan Warganya Agar tidak Lakukan Perjalanan ke Turki 

Iran telah menyalahkan Israel atas pembunuhan beberapa pejabat tinggi militer.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Balon udara melayang di atas wilayah Cappadocia yang bersejarah, di provinsi Nevsehir, Anatolia Tengah, Turki pada 5 Januari 2021. Cappadocia dilestarikan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO, terkenal dengan bebatuan cerobong asapnya, wisata balon udara, kota bawah tanah dan hotel butik yang diukir dari batu. Sebagai salah satu kawasan pariwisata terpenting di Turki, wisatawan lokal dan asing bisa menikmati pemandangan, menaiki balon udara, menunggang kuda dan unta, hingga berjalan di antara cerobong peri.
Foto: Anadolu Agency
Balon udara melayang di atas wilayah Cappadocia yang bersejarah, di provinsi Nevsehir, Anatolia Tengah, Turki pada 5 Januari 2021. Cappadocia dilestarikan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO, terkenal dengan bebatuan cerobong asapnya, wisata balon udara, kota bawah tanah dan hotel butik yang diukir dari batu. Sebagai salah satu kawasan pariwisata terpenting di Turki, wisatawan lokal dan asing bisa menikmati pemandangan, menaiki balon udara, menunggang kuda dan unta, hingga berjalan di antara cerobong peri.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel pada Senin (30/5/2022) memperingatkan warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Turki. Langkah ini diambil terkait ancaman balas dendam dari Teheran atas pembunuhan seorang perwira tinggi Garda Revolusi Iran.

Teheran menuding Israel atas pembunuhan Hassan Sayad Khodaei. Khodaeiditembak mati saat mengendarai mobilnya oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor, pada Ahad (22/5/2022). Khodai ditembak sebanyak lima kali dari jarak dekat. Iran telah bersumpah akan melakukan pembalasan.

Baca Juga

Dewan Keamanan Nasional Israel mengatakan, Teheran dapat berusaha untuk menyakiti orang Israel di Turki dan mengklasifikasikannya sebagai negara berisiko tinggi. Turki adalah tujuan wisata populer bagi orang Israel. Turki dan Israel telah memperbaiki hubungan mereka, setelah lebih dari satu dekade memanas.

Kantor Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, telah menolak untuk mengomentari pembunuhan itu. Tetapi Bennett pada Ahad (29/5/2022) mengatakan bahwa, Teheran akan "membayar harga penuh" untuk menghasut serangan terhadap Israel.

Israel dilaporkan mengakui kepada Amerika Serikat (AS) bahwa mereka berada di balik pembunuhan seorang perwira Garda Revolusi Iran (IRGC) di Ibu Kota Teheran. Laporan tersebut diungkapkan oleh New York Times.

Seorang perwira intelijen mengatakan, Tel Aviv menyampaikan kepada Washington bahwa mereka bertanggung jawab atas pembunuhan itu. New York Times yang mengutip perwira intelijen itu, mengatakan, Khodayee diduga bertanggung jawab atas unit bayangan IRGC. Unit bayangan tersebut bertanggung jawab terhadap penculikan dan pembunuhan orang asing.

New York Times melaporkan, Khodaei adalah wakil kepala Unit 840 Pasukan Quds IRGC. Menurut para pejabat Israel, unit tersebut bertanggung jawab atas serangan terhadap orang asing, termasuk orang Israel.

Dilansir Anadolu Agency, Kamis (26/5/2022), Israel dilaporkan mengatakan kepada AS bahwa pembunuhan Khodaei adalah peringatan bagi Iran untuk menghentikan operasi Unit 840. Sejauh ini, Iran tidak pernah mengakui keberadaan Unit 840.

Hingga saat ini, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Khodaei dan Israel tidak pernah mengakui keterlibatannya. IRGC  mengatakan, pembunuhan Khodayee dilakukan oleh "pasukan kontra-revolusioner dan elemen yang terkait dengan arogansi global". Secara tidak langsung, Iran menuding Israel atas pembunuhan tersebut.

Iran telah menyalahkan Israel atas pembunuhan beberapa pejabat tinggi militer dan ilmuwan dalam beberapa tahun terakhir. Namun Tel Aviv tidak pernah secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement