Senin 30 May 2022 16:29 WIB

Kebutuhan Hewan Qurban di Garut Dipastikan Aman

Saat ini masih ada pembatasan lalu lintas hewan ternak di Kabupaten Garut.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ani Nursalikah
Peternak memberikan pakan kepada kambing ternaknya di Dusun Cipendey, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (17/5/2022). Penjualan hewan ternak kambing lokalsi tersebut meningkat karena sebagian masyarakat beralih memilih kambing sebagai alternatif untuk kebutuhan hewan kurban akibat dampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi.  Kebutuhan Hewan Qurban di Garut Dipastikan Aman
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Peternak memberikan pakan kepada kambing ternaknya di Dusun Cipendey, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (17/5/2022). Penjualan hewan ternak kambing lokalsi tersebut meningkat karena sebagian masyarakat beralih memilih kambing sebagai alternatif untuk kebutuhan hewan kurban akibat dampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi. Kebutuhan Hewan Qurban di Garut Dipastikan Aman

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut memastikan kebutuhan hewan ternak untuk qurban jelang Idul Adha dalam kondisi aman. Meski wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) menyebar di daerah itu, populasi hewan ternak yang sehat dinilai masih banyak.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut,Sofyan Yani mengatakan total populasi hewan ternak di daerahnya saat ini mencapai 30 ribu ekor. Sementara berdasarkan data Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, kebutuhan hewan qurban setiap tahunnya sekitar 3.000 ekor.

Baca Juga

"Artinya, itu masih akan terpenuhi untuk kebutuhan hewan qurban. Insya Allah untuk kebutuhan hewan qurban masih aman, dengan asumsi sekalipun ada yang sakit presentasenya kecil," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Senin (30/5/2022).

Ia mengakui, saat ini masih ada pembatasan lalu lintas hewan ternak di Kabupaten Garut. Apabila sehat dan dilengkapi SKKH, hewan ternak itu diperbolehkan masuk ke Kabupaten Garut. Namun, sapi dari petugas kesehatan hewan di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) disebut masih belum mengeluarkan SKKH untuk hewan keluar daerah itu.

"Karena mereka di sana juga kasusnya masih banyak. Mereka juga takut kalau sapinya sakit jadi rugi, pasti tidak mau," kata dia.

Karena itu, Sofyan mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan hewan qurban jelang Iduladha, pihaknya akan mengandalkan populasi hewan ternak lokal. Menurut dia, kondisi ini juga kesempatan untuk peternak lokal menjual hewan ternaknya.

"Selama ini kan untuk kurban banyak menggunakan sapi dari luar daerah. Sekarang bisa menggunakan sapi lokal untuk qurban," kata dia.

Ia mengatakan, kondisi sapi di pedagang masih banyak yang sehat. Namun, ia akan melakukan pengaturan terkait penjualan hewan ternak di Kabupaten Garut.

Salah satu aturan yang akan diterapkan, petugas kesehatan akan membagikan kalung sehat untuk hewan qurban yang dijual. "Nanti kami juga akan melakukan pemeriksaan dulu. Kira-kira H-10 petugas akan ke lapangan," kata dia.

Sofyan mengatakan, hingga saat ini kasus PMK di Kabupaten Garut telah menyebar di 16 kecamatan. Setidaknya, terdapat 1.341 ekor hewan yang sakit. Namun, sekitar 600 ekor hewan ternak sudah sembuh.

"Sapi-sapi itu akan sembuh juga kalau sudah diobati. Kami juga terus bekerja keras untuk melakukan penanganan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement