Selasa 31 May 2022 00:35 WIB

 Pedagang di Kudus Kesulitan Dapatkan Minyak Goreng Curah

Pedagang di pasar tradisional Kabupaten Kudus sulit mendapat minyak goreng curah

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja mengangkat jerigen berisi minyak di agen minyak curah. Pedagang di pasar tradisional Kabupaten Kudus sulit mendapat minyak goreng curah. Ilustrasi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja mengangkat jerigen berisi minyak di agen minyak curah. Pedagang di pasar tradisional Kabupaten Kudus sulit mendapat minyak goreng curah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Sejumlah pedagang di pasar tradisional Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengalami kesulitan mendapatkan pasokan minyak goreng curah. Padahal permintaan masyarakat masih cukup tinggi karena harganya lebih murah dibandingkan kemasan.

"Saya sudah mencari minyak goreng curah ke sejumlah tempat pada Sabtu (28/5/2022), tapi para penyalur memasang tulisan minyak goreng habis," kata Aslihah, salah satu pedagang sembilan bahan bahan pokok (sembako) di Pasar Bitingan Kudus, Jawa Tengah, Senin (30/5/2022).

Baca Juga

Padahal, kata dia, minyak goreng curah masih sangat dibutuhkan masyarakat, terutama yang memiliki usaha warung makan maupun penjual gorengan. Harga minyak goreng curah hanya Rp 17.000 per kilogramnya sehingga lebih murah dibandingkan minyak kemasan yang mencapai Rp 22.000 per liter.

Aslihah mengakui setiap hari bisa menjual 70 kg minyak goreng curah karena pelanggannya didominasi pemilik warung makan. Jika harus beralih membeli minyak goreng, pelanggannya tidak berani karena biaya produksi semakin membengkak. Belum lagi sejumlah harga kebutuhan masyarakat juga mulai naik seperti bawang merah, cabai, telur hingga mi.

Beruntung dirinya masih bisa mendapatkan 30 kg minyak goreng curah hasil membujuk temannya, meskipun dibeli dengan harga Rp 16.000/kg atau lebih tinggi dari harga jual eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 14.000/liter atau Rp 15.500/kg. Tutik, pedagang sembako lainnya juga mengakui hal yang sama kesulitan mendapatkan minyak goreng curah.

"Saya sendiri juga membutuhkan untuk usaha jualan bawang goreng karena jika menggunakan minyak goreng kemasan, harga jual bawang gorengnya kalah bersaing dengan lainnya," ujarnya. Untuk penyebab, dia mengaku tidak mengetahui karena pemerintah juga sudah mengizinkan kembali ekspor minyak sawit mentah dan bahan baku minyak goreng.

Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi, dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Imam Prayitno membenarkan di pasaran memang tidak ada stok minyak goreng curah akibat terdampak banjir di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. "Kami sudah mengecek distribusi minyak goreng curah untuk Kudus. Karena antreannya di Semarang cukup panjang, diperkirakan Selasa (31/5/2022) sudah tersedia di pasaran dengan jumlah sekitar 27 ton," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement