REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partisipasi korporasi dalam upaya transformasi digital bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akan mempercepat terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia. Hal ini juga menjadi agenda prioritas dalam presidensi G20 di tahun 2022 untuk mendorong inklusi ekonomi dan keuangan.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen pada Kuartal I 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Year on Year). Keberhasilan dalam pertumbuhan ekonomi di masa pasca pandemi ini tidak terlepas dari andil sektor UMKM, dimana lima lapangan usaha di dalam UMKM berkontribusi sebesar 65 persen tehadap Product Domestic Bruto (PDB) Indonesia.
“Sudah menjadi tugas kita bersama untuk terus mengembangkan UMKM menjadi semakin berdaya saing dan adaptif serta inovatif dalam menghadapi perubahan yang terjadi,” kata Oke saat membuka kegiatan Pelatihan UMKM Bagi Entrepreneur Muda Lokal di Jayapura yang dilaksanakan oleh Kemendag bersama Staf Khusus Kepresidenan RI, Yayasan Kitong Bisa, Sampoerna Retail Community (SRC), dan PT Freeport Indonesia beberapa waktu lalu.
Oke meneruskan pandemi COVID-19 juga mendorong terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat dalam berbelanja yakni melalui daring atau online. Oleh karena itu, salah satu cara untuk meningkatkan daya saing UMKM di masa pemulihan pasca pandemi ini adalah dengan percepatan transformasi digital.
“Pemerintah terus mendorong agar para pelaku usaha retail tradisional mampu beradaptasi dan mengadopsi perkembangan di era digital ini. Untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak, termasuk korporasi supaya terjadi transfer knowledge dan edukasi secara lebih luas dan merata kepada lebih banyak UMKM di Indonesia,” ujar Oke.
Ia menambahkan bahwa pihaknya mendukung kegiatan kolaboratif antara pemerintah dan swasta, dalam hal ini PT HM Sampoerna Tbk. untuk memberikan pelatihan dan pembinaan kepada UMKM.
“Melalui acara pelatihan di Jayapura ini, Sampoerna berbagi pengetahuan mengenai cara mengaplikasikan inovasi dalam melakukan kegiatan usaha retail antara lain dengan memanfaatkan teknologi dalam pelayanan, stok barang, dan penggunaan katalog digital,” imbuhnya.
Setelah memberikan dukungan digitalisasi bagi UMKM di beberapa kota di Indonesia berupa aplikasi AYO SRC, kini Sampoerna turut memperkenalkan aplikasi tersebut di Papua melalui komunitas toko kelontong, Sampoerna Retail Community (SRC). Setelah bergabung dalam jaringan SRC, toko kelontong mencatat kenaikan omzet hingga 54%. Hal ini menunjukkan pentingnya dukungan dan kolaborasi dengan pihak swasta dalam mengembangkan UMKM.
Staf Khusus Kepresidenan RI, Billy Mambrasar, juga menegaskan bahwa kolaborasi pemerintah dengan swasta merupakan amanah Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk di dalamnya dalam rangka penguatan UMKM. Semangat ini digaungkan pada momen Indonesia sebagai Presidensi G20 dan B20 tahun 2022.
Billy berharap, ke depannya, pengembangan sumber daya manusia pelaku UMKM tidak hanya berpangku pada pemerintah pusat dan daerah saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab korporasi atau swasta untuk terlibat didalamnya. Hal itu diperlukan untuk mempercepat perkembangan UMKM, khususnya dalam melakukan transformasi digital untuk menciptakan ekonomi inklusif.
“Untuk itu, kami mengapresiasi inisiatif Sampoerna yang berkomitmen untuk membentuk kurikulum pelatihan, khususnya buat pengusaha muda di Papua. Saya yakin teman-teman punya usaha akan berkembang. Manfaatkan ekosistem yang ada yaitu Kemendag, Sampoerna, Papua Muda Indonesia, supaya UMKM dan pengusaha muda Papua semakin maju,” pungkasnya.