Selasa 31 May 2022 01:56 WIB

Korban Perang Gaza Kenang 22 Kerabat yang Tewas dalam Lukisan

Dia menggambar lukisan untuk memperingati satu tahun wafatnya para korban.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina berjalan di malam hari di sepanjang Jalan Al-Baali, di samping rumah-rumah yang rusak parah akibat serangan udara selama perang 11 hari antara Israel dan Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara, Senin, 31 Mei 2021. Korban Perang Gaza Kenang 22 Kerabat yang Tewas dalam Lukisan
Foto: AP/Felipe Dana
Warga Palestina berjalan di malam hari di sepanjang Jalan Al-Baali, di samping rumah-rumah yang rusak parah akibat serangan udara selama perang 11 hari antara Israel dan Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara, Senin, 31 Mei 2021. Korban Perang Gaza Kenang 22 Kerabat yang Tewas dalam Lukisan

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang seniman wanita Palestina yang kehilangan 22 keluarga besarnya dalam serangan udara Israel dalam perang tahun lalu menggunakan seni untuk mengungkapkan kesedihan dan keputusasaan atas kehilangannya. Dia menggambar lukisan untuk memperingati satu tahun wafatnya para korban.

Dilansir Al Arabiya, Kamis (26/5/2022), Zainab Al-Qolaq, merupakan salah satu diantara mereka yang hilang ketika serangkaian serangan udara Israel menghancurkan bangunan dan jalan di Kota Gaza pada 16 Mei 2021 dimana ibu dan tiga saudara kandungnya berada.

Baca Juga

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel menewaskan 42 warga sipil Gaza, termasuk 10 anak-anak di lingkungan Qolaq pada hari itu. Militer Israel mengatakan korban sipil tidak disengaja.

Dilaporkan, jet-jetnya menyerang sistem terowongan yang digunakan oleh militerisme, runtuh, merobohkan rumah-rumah. Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, menyebutnya sebagai pembunuhan terencana.

Qolaq menciptakan sembilan lukisan untuk memperingati peristiwa hari itu. Satu gambar menggambarkan 22 orang tewas, baik anak-anak maupun orang dewasa, terbungkus kain putih, sementara yang lain menggambarkan beberapa orang lain, beberapa di antaranya tanpa kepala, dan yang ketiga menggambarkan petugas penyelamat di puing-puing rumahnya.

“Setiap lukisan itu mengungkapkan momen tragis, waktu tertentu yang saya jalani karena penjajah,” ucapnya kepada Reuters di sebuah galeri, bertemakan “Saya 22 dan saya kehilangan 22 orang,” yang diselenggarakan oleh Euro-Med Human Rights Monitor di Gaza.

“Bahasa seni menyebar lebih cepat, merupakan bahasa semua orang tanpa memandang bahasa dan kebangsaan kita. Pesan saya, saya ingin penjajah dihukum,” ujar Qolaq, dikelilingi lukisan berwarna abu-abu dan hitam.

Konflik 2021 mereda setelah 10 hari setelah gencatan senjata yang ditengahi oleh mediator Arab dan internasional, tetapi ketegangan baru-baru ini di Tepi Barat dan di masjid Al-Aqsa di Yerusalem menghidupkan kembali kekhawatiran akan pertempuran baru di seberang perbatasan.

Para pejabat Palestina mengatakan sedikitnya 254 orang tewas dalam serangan militer Israel selama 10 hari itu. Israel mengatakan 13 orang tewas oleh roket Gaza dan serangan peluru kendali.

Qolaq ditarik keluar dari reruntuhan rumahnya, di mana dia terjebak selama 12 jam. Ketika dia bangun, dia bilang dia terlalu takut untuk bertanya siapa yang masih hidup.

"Mereka pikir mereka mungkin telah mengangkat puing-puing dari saya, tetapi mereka tidak bisa mengeluarkannya dari dalam diri saya," katanya.

“Mereka mungkin telah mengangkat tiga tepung atau lebih dari saya, tetapi siapa yang bisa menghilangkan ingatan saya tentang tragedi yang ditanamkan oleh pendudukan di dalam diri kita?” dia bertanya.

https://english.alarabiya.net/News/middle-east/2022/05/26/Gaza-war-survivor-commemorates-family-victims-of-Israeli-air-strike-in-paintings

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement