Selasa 31 May 2022 06:32 WIB

Puluhan Kasus Covid-19 Ditemukan di Bantul karena Longgarnya Prokes

Disdik Bantul menyebut kasus Covid-19 pada pelajar bukan karena PTM

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Nur Aini
Tenaga kesehatan mengambil vaksin Covid-19 Sinovac untuk vaksinasi ke- 2 siswa SD MI Sananul Ula Daraman di Kalurahan Srimartani, Bantul, Yogyakarta, Ahad (13/2/2022). Sebanyak 1.500 dosis vaksin Covid-19 Sinovac disiapkan untuk vaksin ke-2 anak dan dewasa oleh Yayasan Indonesia Untuk Semua dan BIN DIY. Pemda DIY kembali menggencarkan vaksinasi Covid-19 dosis ke-2 dan vaksin Covid-19 booster ditengah naiknya kasus Covid-19 varian Omicron.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tenaga kesehatan mengambil vaksin Covid-19 Sinovac untuk vaksinasi ke- 2 siswa SD MI Sananul Ula Daraman di Kalurahan Srimartani, Bantul, Yogyakarta, Ahad (13/2/2022). Sebanyak 1.500 dosis vaksin Covid-19 Sinovac disiapkan untuk vaksin ke-2 anak dan dewasa oleh Yayasan Indonesia Untuk Semua dan BIN DIY. Pemda DIY kembali menggencarkan vaksinasi Covid-19 dosis ke-2 dan vaksin Covid-19 booster ditengah naiknya kasus Covid-19 varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan kasus Covid-19 yang ditemukan dari hasil screening di sekolah ada indikasi longgarnya pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) di masyarakat. Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bantul menyebut, 30 kasus yang ditemukan dari screening pelajar pada 28-29 Mei tersebut bukan dikarenakan pembelajaran tatap muka (PTM).

Pasalnya, pemerintah pusat sudah memberlakukan kebijakan pelonggaran masker di area terbuka. Pelonggaran ini menyusul terkendalinya penyebaran Covid-19.

Baca Juga

"Jelas ada indikasi juga ada pelonggaran (prokes) di masyarakat, sehingga memang dampaknya luas. Masyarakat itu ada yang murid sekolah dan kemudian yang di-screening murid sekolah, jadi sebenarnya (kasus dari hasil screening) bukan (karena) PTM-nya," kata Kepala Disdik Kabupaten Bantul, Isdarmoko kepada Republika melalui sambungan telepon, Senin (30/5/2022).

Isdarmoko menegaskan, puluhan kasus Covid-19 dari hasil screening terhadap pelajar bukan terpapar saat berlangsungnya PTM. Namun, pelajar yang terkonfirmasi positif tersebut terpapar Covid-19 dari luar lingkungan sekolah.

"Memang itu (terpapar) dari rumah bukan dari PTM, karena yang diambil sampelnya (saat) di sekolah," ujar Isdarmoko.

Meskipun begitu, pelajar yang ditemukan positif Covid-19 merupakan kasus yang tidak bergejala. Mereka pun hanya menjalani isolasi mandiri di rumah.

Meskipun ditemukan puluhan kasus pada 28 dan 29 Mei kemarin, sekolah tidak ditutup. Dengan begitu, PTM pun masih tetap berlanjut.

"Saya mengikuti prosedur yang sudah ditentukan, kalau ini kan semuanya tidak bergejala, yang jelas isolasi mandiri di rumah. Kemudian, kalau nanti sudah di tes kedua, kalau sudah membaik ya sudah masuk seperti biasa," ujarnya.

Masyarakat pun diminta untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pasalnya, saat ini penyebaran Covid-19 masih terjadi meskipun dinilai sudah terkendali.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement