Selasa 31 May 2022 07:56 WIB

Kenakalan Remaja Berujung Petaka di 'Kota Wali' Cirebon 

Rerata anggota geng motor masih di bawah umur (remaja), dan sedang mencari jatidiri.

Red: Agus Yulianto
Polresta Cirebon melakukan sweeping ke sarang geng motor di wilayah timur, tengah, dan barat Kabupaten Cirebon, Ahad (29/5/2022) dinihari. Hasilnya, puluhan anggota geng motor dari berbagai kelompok berhasil diamankan.
Foto: Polresta Cirebon
Polresta Cirebon melakukan sweeping ke sarang geng motor di wilayah timur, tengah, dan barat Kabupaten Cirebon, Ahad (29/5/2022) dinihari. Hasilnya, puluhan anggota geng motor dari berbagai kelompok berhasil diamankan.

REPUBLIKA.CO.ID, Dengan mengenakan kaos berwarna oranye bertuliskan tahanan Polresta Cirebon, dan kedua tangan diborgol TR (17 tahun) hanya bisa tertunduk lesu saat dihadapkan ke depan awak media. Matanya nanar, dia tidak percaya harus berurusan dengan pihak keamanan, karena kenakalan yang diperbuatnya beberapa bulan lalu.

Sambil tertunduk, dia menjawab pertanyaan yang dilontarkan seorang jurnalis terkait keterlibatannya dengan kawanan geng motor sering membuat onar di Kabupaten Cirebon. TR mengaku, dia bergabung dengan salah satu geng motor karena lingkungan sekitar yang memang mendukung untuk itu. 

Hampir dua tahun dia mengenakan seragam geng motor XTC. Selama menjadi anggota geng motor, TR mengaku, kerap melakukan tawuran sesama geng motor lainnya, karena menurutnya ketika benderanya berbeda, maka itu adalah musuh.

"Kalau benderanya lain, itu adalah musuh, sehingga sering terlibat tawuran," kata TR (17) saat menjawab pertanyaan dari seorang jurnalis.